Sabtu, 07 November 2015

Pelajaran VII 'KRISIS BERLANJUT" - Sabat Petang

'GORESAN KECIL' SEKEDAR TAMBAHAN UNTUK PEL. SS. DEWASA PEKAN KE-VII, 7-13 Nopember 2015:: "KRISIS BERLANJUT”.

SABAT PETANG,
7 NOPEMBER

Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia MEMAHAMI dan MENGENAL Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." (Jeremiah 9:23,24)

Berapa di antara saudara yang KENAL sama kepala Kampung di mana saudara tinggal ? Berapa yang Kenal sama Kepala Distrik ? Gubernur Papua  atau Papua Barat? Kenal Ketua Daerah Missi Papua ? Atau kenal Ketua GC Pst Ted Wilson ? Kenal Pimpinan Penerbangan Advent Indonesia di Doyo Baru ? Kenal Pastor Darron Boyd? Atau ada yang kenal Pak Ahok ? Bahkan Kenal Presiden Joko Widodo atau Barack Obama ? Berapa yang Kenal Boaz Salosa ? Berapa yang kenal Christiano Ronaldo ? Berapa yang kenal Lionel Messi ?

Atau berapa yang kenal Jessica Iskandar ? Kenal Julia Perez atau Raffi Ahmad bahkan Ayu Tingting di acara Facebookers ?

Pasti hampir semua kita MENGENAL dengan baik semua nama di atas bukan ? Apalagi jika kita tanya anak – anak remaja untuk nama artis, pemain bola, pemain film atau siapa saja idola mereka, pasti mereka akan katakan bahwa mereka MENGENAL sang Idola itu.

Kita sering bangga sekali jika orang Tanya dan kita bisa jawab bahwa kita mengenal Kepala Kampung. Kita bangga apalagi kalau kita punya kedekatan dengan Gubernur Papua atau kepala Distrik.. atau kepala Dinas… Walikota Jayapura…. Dan yang lainnya… pasti kita bangga bahkan Alkitab bilang seringkali kita malah ‘bermegah’.

Tetapi… jika pertanyaan berikut ini kita ajukan kembali : “APAKAH SEMUA NAMA DI ATAS ITU MENGENAL ENGKAU ?”

Apakah dorang semua itu kenal saudara ?

Berapa persen kah yang bisa menjawab YA ?

-------

Nasihat di ayat ini yang menjadi dasar pembelajaran kita minggu ini adalah : “tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia MEMAHAMI dan MENGENAL Aku” (Yer. 29:24)

Kata MEMAHAMI (Understand) dan MENGENAL (KNOW) dalam ayat tema dari pelajaran kita minggu ini akan membuka pemahaman kita sesungguhnya yang sering gagal dalam MEMAHAMI dan MENGENAL.

Mereka punya semuanya tetapi mereka gagal MEMAHAMI dan MENGENAL TUHAN.

Kata memahami dalam ayat ini berasal dari bahasa Ibrani | sakal | yang artinya Understand. Mengerti. Punya pemahaman intelektual yang didapat melalui belajar firman TUHAN.

Sedangkan kata MENGENAL berasal dari kata Ibrani |yada| yang punya arti dalam dan lebih dari sekedar pengenalan luar saja. Kata |yada| bagi orang Ibrani adalah kata yang dikhususkan ketika seseorang itu saling mengenal secara mendalam. Kaya yada ini dipakai untuk menerangkan Sepasang suami isteri yang telah menikah lama akan saling yada (kenal)

Kalau kita bilang bahwa kita MENGENAL (yada) Presiden Jokowi maka Orang Ibrani akan yakin bahwa itu berarti Presiden Jokowi juga mengenal kita. Sehingga kalau ada orang Tanya ke Presiden Jokowi : “Pak Presiden, apakah engkau kenal Kepala Sekolah Advent Argapura?” Maka otomatis jawabannya spontan sambil senyum tanpa berpikir beliau akan katakana: “Ohh itu aku kenal, namanya Harold Oijaitou, anaknya dua, pegawai Mission, sudah kerja sekian tahun dan sebagainya dan sebagainya….” Dengan lancar pasti Pak Presiden bisa bilang secara detail.

Mengenal (yada)  pak Presiden memiliki arti bahwa Pak Presiden juga yada saya…. Dan bukan hanya sekedar yada…. Tapi Memahami juga.

Tetapi ini kan kenyataannya tidak seperti itu ka ? kita mengenal hanya satu arah saja. Kita mengaku mengenal mereka semua, tetapi Julia Perez dan Ayu Tinting tidak saya, padahal saya kenal mereka semua.. termasuk Valentino Rossi dan Marc Marquez.

-------------


Kita sudah tiba di Pelajaran ke-VII minggu ini.  Sudah banyak pekabaran yang kita lihat. Ada yang tegas dan keras. Ada yang lembut penuh permohonan. Ada yang langsung to the point tetapi ada juga yang menggunakan symbol tapi penuh makna yang dalam.

Namun, sekalipun pekabaran sudah begitu banyak disampaikan melalui para nabi di berbagai tempat dan waktu, tetapi bangsa ini tidak mau bertobat, bahkan mereka kembali berbalik untuk menyerang dan menganiaya para nabi termasuk Yeremia.

Krisis itu berlanjut bagi nabi ini. Krisis dari dalam dan krisis dari luar. Tetapi ganjaran bagi bangsa ini juga akan terus berlanjut. Ganjaran dari TUHAN karena mengabaikan teguran dan cinta kasih TUHAN yang selalu rindu mencari mereka dengan kasih dan perhatian.

Oh seandainya bangsa ini mengerti, menerima dan bertobat serta berbalik kepada TUHAN. Kesempatan untuk bertobat itu selalu ada. Bahkan saat sesudah mereka melakukan begitu banyak kesalahan dan kejahatan sekalipun namun pintu kepada penebusan dan keselamatan tidaklah tertutup. Pintu tetap terbuka namun mereka dengan sombong berjalan dan mengambil sikap menolak untuk berjalan masuk melalui pintu itu.

Ada kenyataan yang menyedihkan di Yeremia  9 yang menjadi pasal kita minggu ini selain Yeremia 10 & 26. Ada kenyataan menyedihkan sekali di sana. Kondisi Yehuda yang selalu mengklaim dirinya adalah umat pilihan Allah tapi ternyata mereka salah menilai diri mereka.

Kira – kira ada apa sebenarnya dengan umat TUHAN ini ?

Apa yang kurang sebenarnya pada mereka ?

Berkat TUHAN selalu ada. Jaminan keselamatan selalu ada. Penyertaan TUHAN selalu nyata.

Apa lagi yang kurang ?

Pengetahuan tentang Hukum Taurat ada pada mereka secara khusus. Apa lagi yang kurang ?

Ayat tema sepanjang minggu ini memberitahu alasan mengapa sampai mereka susah sekali untuk berbalik berjalan sesuai dengan jalan TUHAN.

Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." (Jeremiah 9:23,24)

Ohh yahh… sebagai umat pilihan Allah, Israel dan Yehuda sering bermegah (baca: Sombong, makan puji, kapala besar, bangga, telalu yakin) dengan kebijaksanaan, kekuatan, dan kekayaan mereka. Tadinya mereka adalah tanah liat biasa, tetapi TUHAN telah membentuk mereka melalui proses dan melengkapi serta menghiasi mereka dengan kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan sehingga terlihat sebagai bejana yang mulia di antara bangsa – bangsa lain…tetapi mereka akhirnya meninggalkan TUHAN (Tukang Periuk) dan berbalik serta beremegah karena semua yang ada pada mereka dan bahkan menjadikan itu sebagai idol (berhala) mereka.

Nasihat di ayat ini yang menjadi dasar pembelajaran kita minggu ini adalah : “tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia MEMAHAMI dan MENGENAL Aku” (Yer. 29:24)

Mereka punya semuanya tetapi mereka gagal MEMAHAMI dan MENGENAL TUHAN.

Makanya Krisis itu akan berlanjut…. Sampai periuk itu hancur berkeping – keeping, siap dibakar di Lembah Ben-Hinom.

Apakah saudara mengenal TUHAN ? Apakah saudara sering berbicara dengan orang yang saudara kenal ? apakah saudara sering memberi kesempatan mendengar Dia berbicara kepada saudara ? Apakah saudara memahami Dia ? Apakah saudara selalu berjalan dengan Dia ? Ataukah kita hanya mengenal dia setiap Sabat saja ? Atau hanya menjelang Perjamuan saja ? Atau nanti saat kita sakit saja ?

Jangan sampai TUHAN katakan : “Maaf aku tak mengenal kamu, kam stop mengaku – mengaku kenal ….. kam kenal tapi kam gagal memahami kehendak-Ku….. dan maaf Aku tak mengenal kamu……karena kamu tak Mempunyai hubungan yang erat seperti arti kata Mengenal (yada) itu sendiri”.

Selamat belajar di minggu ini. mari pastikan kita berusaha MEMAHAMI dan MENGENAL TUHAN karena Yeremia tulis begini  : Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia MEMAHAMI dan MENGENAL Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." (Jeremiah 9:23,24)





Kamis, 05 November 2015

JUMAT, 6 Nopember -- PENDALAMAN:: 'Pukul tembok, kena tiang”


 Ada kitong punya istilah di Papua, “Pukul tembok, kena tiang”. Ini adalah ungkapan yang sering diucapkan ketika ada nasihat atau saran yang seolah – olah ditujukan kepada orang lain, tetapi semua yang mendengar tahu bahwa itu sebenarnya ditujukan kepada seseorang yang ada di situ.

Dalam situasi yang lain, ketika ada nasihat yang disampaikan, selalu dibungkus dengan cerita  yang putar ke sana kemari tetapi tidak sampai pada sasaran sehingga bikin gemas yang mendengarkannya Orang Manado bilang 'Ondo pelang-pelang"..

Tapi ada juga yang pembicara yang punya kemampuan untuk langsung pada sasaran. Kitong biasa bilang “dia bidik kena pas di testa ehh…” atau “ko pu bidik – bidik ini pas kena jantung ehh”.

Tetapi tidak semua orang bisa seperti itu. Tidak semua pembicara bisa seperti itu. Tidak semua guru bisa seperti itu. Tidak semua anggota majelis jemaat bisa seperti itu. Apalagi kitong dengan budaya ketimuran yang kental, kita seringkali pake ‘rasa begini dan rasa begitu’ sehingga kita selalu ‘bijak sana dan bijak sini’.

Di sisi yang lain pula, ada pendengar yang suka ditembak langsung dan tak mau putar sana putar sini. Tapi ada pendengar juga yang harus diantar pakai cerita symbol supaya bisa mengerti.

Makanya, penggunaan cerita yang membungkus sebuah teguran dengan sebuah sindiran, seringkali dibungkus secara simbolis dengan symbol. Ada yang pukul tembok kena tiang, ada yang putar ke sana kemari dan tak kena sasaran, tapi ada yang bidik pas di jantung.

MARI KITA LATIHAN…

Saya coba bikin eksperimen sebuah cerita symbol malam ini. Ini cerita symbol saya :
“Adoh malam2 nih masuk rumah nih dari ruang tamu so dapa cium bau busuk. Ternyata gara2 lampu padam sampe kulkas rusak dan ikan ekor kuning rusak jadi bau busuk eh. Padahal sudah tersimpan rapih sekali di lemari es.
Ternyata biar mo simpan rapi ley, tapi kalau barang busuk itu satu saat nanti akan ketahuan. Sedangkan barang seperti durian yang harum dan manis itu saja bisa gampang tercium, apalagi yang busuk.

Apa maknya simbolnya:
Sa cuma mau bilang.... yang baru belajar main sembunyi2 ditambah dengan yang su selalu main di area ini tapi belum bertobat.... mending stop sudah yoo. Biar mo simpan rapih ley.... nanti satu saat akan bau juga sampai di ruang tamu...kalau cuma sampe di ruang kamar atau dapur trapapa..... tapi kalu su di ruang tamu apalagi so di halaman tetangga .... itu bisa parahh ......

Saya so pernah alami.... jadi sa kas tahu kam yang blum bertobat hheheheh... kitong kan harus jadi teladan... Nabi Yeremia bilang : "Sebelum buli - buli dari tanah liat itu dihancurkan berkeping-keping di lembah TPA Ben-Hinom, mending berbalik dan berjalan dalam taurat TUHAN.

#‎Edisi belajar bahasa Simbol seperti Yeremia.... tapi.....Derita Angkat sampah ikan busuk malam2 nih sesuatu sekali....*

Yes… itu cerita saya malam mini. Tapi waktu menulisnya itu saya beberapa kali edit kata-katanya dan berdoa beberapa kali sebelum posting. Saya takut jang sampe ada yang tersinggung lagi dan kemudian memusuhi saya. Adooh saya punya musuh su banyak jadi jang lagi ada bergabung hanya gara-gara cerita ini.

Inilah kondisi yang dialami oleh Yeremia. Maju kena mundur kena. Makanya Yeremia bertekad untuk maju. Tetapi maju dengan pekabaran yang dibungkus dengan cerita – cerita pendek sebagai symbol bagi satu pekabaran tentang kedaulatan dan kasih TUHAN.

Symbol biasanya merupakan obyek yang mewakili sesuatu yang lain. Tindakan simbolis mampu mengkomunikasikan realitas yang kompleks dan abstrak dalam cara yang sangat ringkas dan sederhana.

Minggu ini kita sudah belajar tentang symbol Ular dan ular tembaga, pembuatan buli – buli dari tanah liat, pembelian buli – buli yang ingkar pada TUHAN sehigga tiba pada titik di mana buli – buli itu harus dipecahkan di Tempat Sampah Lembah Ben-Hinom untuk menjadi sampah yang dibakar di gehena (neraka).

Tujuan utama dari pekabaran dengan symbol ini adalah untuk menyederhakan dan MENGKOMUNIKASIKAN realitas kebenaran Allah dan karakter Allah yang memang masih terlalu tinggi dan tak terselami itu sehingga boleh diturunkan dan dimengerti oleh Umat Pilihan Allah yang ada dalam dunia berdosa yang terbatas dalam pemikiran dan tindakan.

Kemungkinan Yeremia adalah nabi yang paling banyak menggunakan symbol dalam penyampaian pekabarannya. Sepanjang buku Yeremia kita akan temukan hamper 10 symbol yang digunakan untuk menerangkan kebenaran dan karakter Allah bagi Israel yang kiranya juga menjadi pelajaran berharga buat kita Israel Modern.

Mari selidiki firman TUHAN terus setiap hari. Temukanlah pekabaran yang actual maupun simbolis  di sana. Terimalah itu dengan hati terbuka, niscaya kita akan terus ada dalam jalan TUHAN yang benar. Jika kita sudah di jalan yang salah, mari berbalik sebelum masa penentuan itu tiba.

Jadikanlah diri kita sebagai buli – buli yang siap dibentuk. Tidak usah bikin gerakan tambahan. Carilah wajah TUHAN. Dengarlah firmanNya. Niscaya kita akan dibentuk terus menjadi bejana kemuliaan yang berguna di hadapan Allah dan manusia hari ini dan masa kekekalan nanti.

Rabu, 04 November 2015

KAMIS, 5 Nopember - IKAT PINGGANG LENAN

Symbol yang terakhir minggu ini adalah ikat pinggang lenan (Yeremia 13).

TUHAN menyuruh Yeremia pergi MEMBELI ikat pinggal Lenan yang kemudian diikatkan pada pinggangnya beberapa waktu. Sesudah itu datang firman TUHAN Kedua kalinya kepada Yeremia, ambil ikat pinggang yang ada di pinggang Yeremia dan pergi ke SUNGAI EFRAT dan simpan di celah – celah bukit batu di sana.

Setelah beberapa waktu lamanya, TUHAN berfirman lagi untuk ketiga kalinya untuk pergi ke sana mengambil ikat pinggang lenan itu kembali, dan ternyata ikat pinggang itu ‘sudah lapuk dan tidak berguna sama sekali’.
Pelajaran tentang ikat pinggang ini terjadi di sekitar 597 SM, saat pemerintahan Yoyakim yang didampingi oleh ibu suri yang namanya Nehusta yang mengantar bangsa ini pada kemerosotan moral dan rohani yang dalam.

Ikan pinggang Lenan melambangkan Yehuda. Bangsa yang dibeli dari Mesir dan berada dekat seperti ikat pinggang yang terikat di pinggang Imam yang kudus, maka bangsa Israel itu berada dekat dengan TUHAN untuk sekian waktu lamanya. Tetapi kemudian karena pemberontakan bangsa ini maka bangsa ini dijual kembali ke Sungai Efrat

Kontradiksi tentang sungai Efrat.

Para ahli Alkitab berbeda pendapat tentang Sungai Efrat yang muncul dalam symbol ini. Ada beberapa pandangan :
1. Sungai Efrat di sini adalah benar – benar sungai Efrat yang ada di Babylon di mana bangsa Israel dan Yehuda nanti akan dibuang di sana selama 70 tahun. Padahal point terdekat dari aliran sungai Efrat itu jauhnya 538 km, dan apakah mungkin Yeremia harus 4 kali menempuh jarak yang sama ?
2. Efrat dalam pasal ini adalah sebuah wadi (sumber air panas) di dekat kota Yerusalem.
3. Efrat adalah yang ditulis di sini telah mengalami scribal error di mana yang dimaksudkan adalah Parah (nama salah satu tempat yang ada aliran sungai di Yehuda).
4. Bisa juga mungkin yang dimaksudkan adalah Paran.
5. Kata Ibrani untuk Sungai adalah Perath yang juga adalah kata yang sama untuk Efrat. Jadi itu mungkin hanyalah sungai dan bukan sampai ke sungai Efrat.
6. Banyak juga ahli yang menganggap bahwa ini Cuma penglihatan saja dan bukan real, karena mana mungkin jarak itu harus ditempuh berulang kali oleh Yeremia.

Tetapi apapun kesimpulan yang diterima, ini adalah symbol yang mengandung makna yang dalam bagi Yehuda.

Bangsa ini tadinya adalah umat kesayangan TUHAN, seperti ikat pinggang lenan pada pinggang imam. Betap murninya, sucinya dan betapa disayangnya bangsa ini dan dekat dengan TUHAN pada awalnya. Mereka dibeli dari Mesir yang tadinya adalah budak di sana. Ada tangan kuasa TUHAN Yang telah menuntun mereka untuk menjadikan mereka ‘bangsa yang kudus, dan imamat yang rajani’.

Tetapi karena ketidak menurutan mereka kepada TUHAN seperti yang tergambar dalam ayat – ayat di pasal 13 dan pasal – pasal yang lain, maka bangsa ini akan dibawah ke Sungai Efrat (lambang Babylon) untuk disimpan di sana, ditawan di sana, diberi pelajaran di sana sampai lapuk (70 tahun) dan tak berguna lagi. Dan betapapun jauh dan lamanya ikat pinggang lenan itu disimpan, satu saat nanti akan dibawa kembali.

Apa arti rohani dari symbol ini?

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. (1 Petrus 2:9).

Seperti Israel dan Yehuda, kita semua juga telah dipanggil keluar dari perbudakan dan kegelapan dosa untuk dipilih menjadi kesayangan TUHAN. Petrus bilang ‘umat kepunyaan Allah sendiri’ melalui penciptaan dan penebusan.

Kita ini disiapkan untuk selalu menjadi bangsa yang kudus seperti ikat pinggang lenan di pinggang imam dalam tugas pelayanan di kaabah. Kita juga ini terpilih untuk menjadi bukan sekedar imam tetapi imamat yang rajani.

Apa makna lain lagi ?

Sebab seperti ikat pinggang melekat pada pinggang seseorang, demikianlah tadinya segenap
kaum Israel dan segenap kaum Yehuda Kulekatkan kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN, supaya mereka itu menjadi umat, menjadi ternama, terpuji dan terhormat bagi-Ku. Tetapi mereka itu tidak mau mendengar." (Yeremia 13:11)

Israel disiapkan TUHAN, dibeli dari Mesir untuk menjadi umat, menjadi ternama, terpuji dan terhormat bagi TUHAN, TETAPI MEREKA TIDAK MAU MENDENGAR.

Persoalan utama mengapa sampai Ikat pinggang itu harus dibawah jauh ke sungai Efrat untuk mendapat pelajaran di sana adalah karena persoalan MENDENGAR (pelajaran SS bebarapa sabat yang lalu).
Israel dan Yehuda tidak mau mendengar Firman TUHAN. Tidak mau menurut TUHAN dan memilih untuk mengikuti dewa – dewa Baal dan dewa asing yang tidak pernah dan tidak sanggup menyelaatkan mereka.

Apa makna rohani bagi kita ?

Semua kita adalah bangsa yang terpilih, pribadi yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah yang dipanggil untuk menjadi ternama, terpuji dan terhormat. Ini janji yang indah di pelajaran hari ini. kita dipanggil dalam kapasitas ini untuk satu tugas yaitu ‘supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib’.

Jangan sia-siakan panggilan ini.

Jangan tunggu sampai masa waktu pilihan Allah itu berakhir dan kita dibuang seperti ikat pinggang lenan yang lapuk dan menjadi tidak berguna.

Sekaranglah waktunya untuk selalu dekat dengan TUHAN seperti ikat pinggang ini. jangan jauhkan diri dari TUHAN karena persoalan apapun.

Kadangkala ada persoalan pribadi. Persoalan pelayanan. Persoalan jabatan .persoalan kekeluargaan. Persoalan pekerjaan. Persoalan pergaulan dan banyak persoalan lain yang membuat kita enggan untuk datang kepada TUHAN.

Kadangkala ada juga kebutuhan – kebutuhan yang membuat kita mengambil keputusan yang salah dan tidak sesuai dengan prinsip kebenaran TUHAN.

Dalam Perjanjian Baru, rasul Paulus menggambarkan Kebenaran itu seperti ikat pinggang.

Kebenaran itu harus terikat erat dengan kita. Tetapi kebenaran kita itu akan tetap bersama kita jika itu terus dijaga terikat pada pinggang kita SETIAP HARI dan bukan hanya pada hari Sabat saja.

Jangan biarkan ikat pinggang lenan itu menjadi lapuk dan tak berguna.

Ada masa di mana Allah alam kemaha-tahuanNya akan memutuskan untuk tidak lagi menggunakan kain lenan itu pada pinggangNya, dan membiarkan kain lenan itu menjadi lapuk dan tak berguna. Itu bukan Karena Allah itu tidak kasih, melainkan karena Allah tahu bahwa usaha apapun yang dilakukan olehNya untuk mempertahankan kain lenan itu semua sia – sia karena kain lenan itu lebih memilih untuk tidak berada di pinggan imam yang kudus.

Doa kita hari ini adalah biarlah hari ini kita jalan dengan ikat pinggang kebenaran. Biaralh hidup kita hari ini juga ada di dekat Allah. Biarlah kita terus mencari kedekatan dengan TUHAN. Biarlah kita menyadari panggilan sebagai umat yang terpilih, bangsa yang kudus, imamat yang rajani yang dipanggi untuk menceritakan perbuatan – perbuatan besar dari TUHAN sekarang. Sekarang artinya bukan besok.

Semua kita adalah bangsa yang terpilih, pribadi yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah yang dipanggil untuk menjadi ternama, terpuji dan terhormat. Ini janji yang indah di pelajaran hari ini. kita dipanggil dalam kapasitas ini untuk satu tugas yaitu ‘supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib’.

Jangan sia-siakan panggilan ini.

Jangan tunggu sampai masa waktu pilihan Allah itu berakhir dan kita dibuang seperti ikat pinggang lenan yang lapuk dan menjadi tidak berguna.



RABU, 4 Nopember - MENGHANCURKAN BULI - BULI TANAH KECIL
Satu saat menjelang batas kesabaran TUHAN terhadap umat pilihan-Nya, Yeremia disuruh kembali pergi ke tempat pembuatan keramik (periuk) dan membeli ‘buli-buli yang dibuat dari tanah’. (Yeremia 19:1);

‘Buli-buli yang dibuat dari tanah’ (clay bottle) itu dalam bahasa Ibrani disebut ‘baqbuq’ (gaya bahasa onomatopoeic). 

Onomatopoeic adalah kumpulan kata benda yang dinamakan berdasarkan bunyi yang dihasilkan oleh benda itu. ‘‘buli-buli yang dibuat dari tanah’ ini kalau berisi air dan dituangkan akan berbunyi ‘baq buq baq buq’ (seperti suara air keluar dari botol atau dikumur di tenggorokan), makanya orang ibrani menamakan ‘buli-buli yang dibuat dari tanah’ itu dengan sebutan ‘baqbuq’. 

 Buli – buli kecil ini sangat rapuh dan gampang pecah dan jika sudah pecah, tidak bisa diperpaiki lagi. It ‘baqbuq’ was easily broken and could not be repaired if broken. Buli – buli kecil ini biasanya setinggi 4 – 10 Inci. Tidak terlalu besar. 

‘buli-buli yang dibuat dari tanah’ ini kemudian jadi SYMBOL yang nantinya akan digunakan TUHAN untuk menyampaikan kebenaran dan tegurannya melalui nabi Yeremia. Yeremia pergi ke rumah tukang periuk, membeli ‘buli-buli yang dibuat dari tanah’ lalu Yeremia mengajak “……..beberapa orang tua-tua bangsa itu dan beberapa orang imam yang tertua… kemudian berangkatlah ke Lembah Ben-Hinom yang di depan pintu gerbang Beling, (Yeremia 19:1,2) dan tunggu di sana untuk menyampaikan pekabaran teguran terakhir (pelajaran hari Selasa) yang akan disampaikan TUHAN di lembah Ben-Hinom itu. 

Yeremia membeli ‘buli – buli kecil yang dibuat dari tanah’, mengajak tua – tua bangsa dan imam, berdir di Lembah Hinom lalu sampaikan semua teguran terakhir, ajakan terakhir, himbauan terakhir bagi umat pilihan. 

 Lembah Ben Hinom (nama lain dari Tofet) ada di sebelah Selatan Yerusalem. Tadinya tempat ini adalah tempat penyembahan berhala yang besar. Tapi di jaman raja Yosia, tempat ini dibongkar dan dibakar habis dengan para nabi baal dan tiang – tiang baal mereka. Setelah itu itu, tempat ini dijadikan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah dari kota Yerusalem. Semua yang tidak berguna akan ada di sana untuk dibuang dan dibakar yang asapnya naik terus sampai sampah itu habis terbakar. Itulah Lembah Ben-Hinom. Sesudah itu…….. Yeremia… dimintakan TUHAN untuk “selanjutnya pecahkanlah buli-buli itu di depan mata orang-orang yang turut bersama-sama engkau”. (Yeremia 19:10). 

 Di tempat pembakaran sampah di Ben – Hinom (Tophet), Yeremia memecahkan buli – buli kecil ini hingga berkeping – keeping lalu membuangnya di tempat perapian yang masih menyala, tempat pembuangan sampah untuk terbakar jadi abu. 

Apa arti symbol ini ?

Clay kecil dengan leher panjang yang cantik, ternyata tak berguna dan semakin jauh dari TUHAN, makanya akan menerima ganjarannya. Katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Demikianlah akan Kupecahkan bangsa ini dan kota ini, seperti orang memecahkan tembikar tukang periuk, sehingga tidak dapat diperbaiki lagi. Dan Tofet akan menjadi tempat penguburan, karena tidak ada tempat lain untuk menguburkan.
Jer 19:12 Begitulah akan Kulakukan kepada tempat ini, demikianlah firman TUHAN, dan kepada penduduknya. Aku akan membuat kota ini seperti Tofet: Jer 19:13 rumah-rumah Yerusalem dan rumah-rumah para raja Yehuda akan menjadi najis seperti tempat Tofet, yakni segala rumah yang di atas sotohnya orang membakar korban kepada segala tentara langit dan mempersembahkan korban curahan kepada allah lain." Oh kasiaan….
Periuk kecil yang cantik dengan leher yang indah itu ternyata tidak punya daya apa – apa. Ketika jatuh dan hancur, pasti hancur berkeping – keeping. Dan jika sudah hancur tiada harapan, maka tidak ada gunanya lagi selain dibuang di TPA Thopet – Lembah Ben Hinom.
Dalam Perjanjian Baru, Lembah Ben-Hinom digunakan sebagai symbol tempat api Neraka yang kekal. Tempat itu disebuh Gehenna atau Sheol dalam bahasa Ibrani. Di tempat inilah sampah yang tak berguna dan tak bisa didaur ulang akan dibakar sampai habis ‘baru apinya berhenti’. Pelajaran sederhana dari symbol buli – buli tanah yang dipecahkan ini sebenarnya sudah dapat dimengerti oleh tua – tua bangsa dan tua – tua imam. Tetapi …. Mereka masih menganggap bahwa mereka mahal, indah dan anti pecah. Tidak ada yang anti pecah. Dan ingat, kalau tak ada pertobatan maka satu saat akan jatuh dan pecah tidak ada sisa (berkeping – keeping). Kenapa tua – tua bangsa dan beberapa imam yang tertua yang dipanggil untuk melihat symbol beserta amarannya ? Hanya TUHAN yang tahu. Tetapi saya menduga bahwa penyebaran dosa ini sudah systemic dan itu diketahui, dikontrol bahkan dilakukan oleh para pemimpin, tua – tua bangsa di istana kerajaan dan di kaabah Yerusalem, sehingga semua itu jadi contoh yang dengan gampang dituruti oleh umat manusia. Buli – buli tanah kecil ini harusnya bisa memainkan peran penting dalam mengisi air agar memenuhi kebutuhan dahaga, tetapi mungkin buli – buli kecil yang cantik ini sudah tak peduli tugasnya sebagai ‘baqbuq’ untuk memberi kesejukan jasmani dan rohani. Karena buli –buli tanah yang kecil ini tak lagi berfungsi maka ini harus dihancurkan berkeping – keeping di lembah Ben-Hanom dan dibiarkan terbakar di sana selamanya. Siapa yang dapat memperbaiki buli – buli rusak itu ? Tidak ada. Kecuali kita mengijinkan TUHAN menciptakan kembali buli – buli kecil ini menjadi bejana yang indah. Kalau kehidupanmu indah dan cantik, kalau hidupmu mulai mahal harganya karena dibutuhkan di mana – mana oleh karena talenta yang TUHAN kasih, serahkan dirimu pada Yesus, agar terus digunakan menjadi lebih berguna. Karena jika tidak, maka tempat kita ada di Lembah Ben – Hinom dalam api yang terus menyala sampai sampah itu habis. Jangan berkeras kepala terhadap panggilan TUHAN untuk bertobat dan melayani sebagai bejana kecil yang cantik dan indah. Karena jika kita keras kepala dan tidak mau mendengar pekabaran – pekabaran itu maka satu saat nanti kita semua akan jadi sampah di Lembah Ben-Hinom. Inilah yang disampaikan kepada tua – tua bangsa dan tua – tua dari kalangan Imam. Sesudah itu………… Jer 19:14 Ketika Yeremia pulang dari Tofet, ke mana TUHAN telah mengutusnya untuk bernubuat, berdirilah ia di pelataran rumah TUHAN dan berkata kepada segenap orang banyak: Jer 19:15 "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan ke atas kota ini dan ke atas segala kota sekitarnya seluruh malapetaka yang telah Kukatakan akan menimpa mereka, sebab mereka berkeras kepala dan tidak mendengarkan perkataan-perkataan
Jeremiah was now commissioned to go forth into the valley of the son of Hinnon, taking with him a potter's vessel. His message there was of judgment. Because the people had forsaken Jehovah, and had set up the most fearful abominations, even to the burning of their own sons in the fire, therefore judgment was determined against them. This declaration of judgment Jeremiah was commanded to emphasize by breaking the vessel in the sight of the people, and declaring that in like manner Jehovah would break the people, and the city. Returning from Topheth, having obeyed this command, he stood in the court of the Lord's house and repeated the declaration of coming judgment.
Ohh.. ternyata penyembahan berhala itu sudah systemic, tidak hanya di kalangan tua – tua saja tapi di seluruh lapisan masyarakat yang katanya adalah pengikut TUHAN yang setia.
Tidak mau berbalik, tidak mau mendengarkan dan tetap bersih keras untuk jalan dalam kepercayaan hidup yang salah, maka hidup kita akan seperti sampah di lembah ben-Hinom sekarang dan nanti.

Selasa, 03 November 2015

Selasa, 3 Nopember -- KEMEROSOTAN SATU BANGSA

Alien. Dalam bahasa Perancis tua disebut alien, aliene , dalam bahasa latin disebut aliÄ“nus, dan dari bahasa Proto-Indo-Eropa disebut h₂élyos dan dari dasar-dasar kata tersebut lah kata "alien" ada dan digunakan sampai sekarang untuk menyebut mahluk ekstraterestrial atau mahluk yang berasal dari luar bumi. Sampai sekarang ini status kebenaran dari alien atau UFO (Unidentified Flying Object) masih belum bisa dibuktikan secara ilmiah tetapi terlanjur mendapat tempat dalam kepercayaan banyak orang hingga hari ini.

Yeremia ketika berdiri menyaksikan pekerjaan di rumah tukang periuk sejak mulai dari pengambilan material tanah liat, pembentukan, pembersihan hingga pembakaran dan menghiasinya, Yeremia menyimpulkan bahwa untuk menjadi satu hasil karya yang mulia, tanah liat harus cooperative dengan tukang periuk.

Tetapi ketika Yeremia disuruh TUHAN untuk kembali dan melihat bahwa barang berharga itu kini MEROSOT nilainya dan harus dihancurkan hingga berkeping (Yeremia 19), Yeremia kebingungan.

Tetapi TUHAN tidak membiarkan Yeremia bingung, melainkan TUHAN juga langsung memberitahu alasan mengapa sampai bejana tembikar itu harus dibanting hancur ?

Jer 19:4 Sebab mereka telah meninggalkan Aku, telah memberikan tempat ini kepada allah asing dan telah membakar korban di sini kepada allah lain yang tidak dikenal oleh mereka sendiri dan oleh nenek moyang mereka dan oleh raja-raja Yehuda. Mereka telah membuat tempat ini penuh dengan darah orang-orang yang tidak bersalah. 

Jer 19:5  Mereka telah mendirikan bukit-bukit pengorbanan bagi Baal untuk membakar anak-anak mereka sebagai korban bakaran kepada Baal, suatu hal yang tidak pernah Kuperintahkan atau Kukatakan dan yang tidak pernah timbul dalam hati-Ku. 

Dalam kata Ibrani untuk allah asing adalah 'nicker', yang diterjemahkan menjadi 'made alien’, sehingga New American Version 1977 menerjemahkan kata – kata ini dengan artian :  Because they have forsaken Me and MADE THIS AN ALIEN PLACE.
"Tempat yang dimaksud adalah Kaabah. Juga yang dimaksud adalah Yerusalem bahkan Kerajaan Israel dan Yehuda. Kerajaan di mana Allah mereka adalah Allah Elohim yang telah membawa mereka keluar dari Mesir (negeri asing), mengusir orang asing di Kanaan, dan menempatkan mereka sebagai umat kesayangan TUHAN di sana. Tetapi kini tempat itu tlah menjadi tempat untuk Alien".
Sampai hari ini kita tak tahu Alien itu ada atau tidak. Alien itu sesuatu yang tidak jelas dan tidak pernah ada, tetapi Israel Yehuda berulang – ulang menjadikan diri, kaabah dan kerajaan Yehuda sebagai tempat untuk Alien.

Mereka melakukan itu dengan cara:

1. Membakar korban untuk allah lain yang tidak dikenal (alien) oleh mereka sendiri maupun nenek moyang mereka.
2. Membuat tempat itu penuh dengan darah nabi – nabi dan orang – orang benar.
3. Mendirikan bukit2 pengorbanan Baal
4. Dan melakukan penybahan Baal dengan membakar anak – anak mereka sebagai korban bakaran kepada Baal.

Ini semua terjadi karena Umat Israel dan Yehuda mencoba mengadopsi cara hidup para bangsa sekitar mereka yang menyembah allah asing seperti Molokh dan Baal.
"Child sacrifice was associated with a Canaanite deity known as Molech (Leviticus 20:2-5Jeremiah 32:35). At least on some occasions, such offerings were also made to Baal".
Sebagai mitra Allah, Gereja yang notabene adalah umat israel modern sering kali terlihat mencoba mengadopsi cara asing (alien) yang tidak sesuai PERATURAN TUHAN ke dalam ibadah dan pelayanan umat TUHAN yang kudus. Akibatnya adalah mereka kehilangan ciri (karakter) dan menjadi sama dengan dunia yang harus mereka injli sebenarnya.

TUHAN telah dengan tegas berkali – kali melarang umatNya melakukan penyembahan berhala dengan mengorbankan anak sebagai korban bakaran, dan terus menggunakan pola dan cara - cara asing dalam tata organiasi maupun keseringan menggunakan method asing, pola – pola politik asing, cara – cara kompromi yang terjadi perlahan – lahan inilah yang membuat sehingga bangsa ini mulai terbiasa dengan hal yang salah, melanggar aturan dan menghianati kepercayaan kepada Allah yang berperaturan.
"Betapa pelajaran bagi kita semua tentang betapa mudahnya kita menjadi buta oleh budaya umum yang kita setujui (masuk), atau bahkan mengambil bagian di dalamnya, praktik - praktik yang -- seharusnya kita terhubung kepada TUHAN dan berada dalam kehamonisan dengan firman-Nya -- Kita tidak akan pernah dukung, tetapi gantiny kita harus menjadi ngeri karenanya".
Padahal hal seperti itu tak pernah diperintahkan oleh TUHAN, bahkan tak pernah muncul dalam hatiNya.

Mereka telah mendirikan bukit-bukit pengorbanan bagi Baal untuk membakar anak-anak mereka sebagai korban bakaran kepada Baal, suatu hal yang tidak pernah Kuperintahkan atau Kukatakan dan yang tidak pernah timbul dalam hati-Ku. (Yeremia 19:5).

Kawan, pikirkanlah apa saja cara – cara Alien, cara – cara asing, metode – metode asing yang sering dipaksakan atau dimasukan perlahan – lahan lewat celah kompromi dan itu diterima karena kepentingan di luar Allah dan misinya ?

Pikirkanlah cara – cara penyembahan kepada Allah yang sudah terkontaminasi dengan langkah kompromi dalam jemaatmu ?

Pikirkanlah cara – cara pelayanan dan tata cara berjemaat dan bekerja yang mungkin sering dan telah terkontaminasi dengan pengaruh asing yang bukan pengaruh Alkitab ?

Allah kita adalah Allah yang berperaturan.

Allah menempatkan peraturan sebagai landasan tahta pemerintahannya agar supaya kita juga bisa menurut dan tinggal dalam kebahagiaan penurutan.

Tetapi setan sering menaburkan bibit ketidakpercayaan dalam diri manusia sehingga gantinya bergantung pada TUHAN, justru manusia menolak untuk bergantung mutlak kepada TUHAN tetapi mencoba membangun ketergantungan dengan mengidolakan manusia demi kepentingan sementara dan bukan kepentingan Pelayanan Injil.

Berdirilah teguh. Selidikilah Anjuran Firman TUHAN, carilah petunjuk TUHAN dan bekerjalah dalam pelayanan dengan cara  - cara TUHAN dan bukan cara – cara Alien, niscaya TUHAN akan menolongmu memberitahu apa yang harus kau lakukan hari ini dan hari ke depan karena hanya TUHANlah yang tahu hari ini dan hari depan.

Senin, 2 Nopember TANAH LIAT dan TUKANG PERIUK


Sabat yang lalu kita sudah membahas pekabaran Yeremia tentang Tanah Liat dan Tukang Periuk  dan mengetahui bahwa karena pekabaran inilah Yeremia mendapat tantangan dan penderitaan yang berlebihan. Namun dalam minggu ini, pelajaran ini diulang dengan lebih detail untuk melihat pekabaran ini dalam symbol di hari Senin dan nanti di Hari Rabu.


Saat berdiri di bengkel atau pabrik pembuatan keramik (gerabah) dari Tanah liat, Yeremia memperhatikan dengan serius bagaimana posisi tanah liat terhadap pergerakan jari dari tukang periuk. Dari pengamatan ini, Yeremia simpulkan bahwa Tanah liat yang kemudian menjadi keramik yang indah dalam bentuk maupun kualitas adalah tanah liat yang cooperative, tanah liat yang mau pasrah, tanah liat yang mau menurut, dan tanah liat yang mau jalan dalam proses yang sedang dilakukan oleh Tukang Periuk sekalipun tanah liat itu tidak mengerti cara, maksud dan waktu yang digunakan oleh Tukang Periuk dalam proses pembentukannya.

Israel dan Yehuda adalah tanah liat di tangan TUHAN.

Tindakan Penolakan terus menerus untuk dibentuk selalu dilakukan oleh Israel dan Yehuda sekalipun tanah liat itu sudah ada dalam mesin pembuat keramik. Banyak nabi yang diutus TUHAN termasuk Yeremia untuk mengingatkan kumpulan tanah liat ini, tetapi Yeremia dan para nabi mendapat penolakan dan aniaya.

Israel dan Yehuda adalah tanah liat di tangan TUHAN.

Saya dan saudara adalah tanah liat di tangan TUHAN dalam symbol.

Tapi kita semua adalah tanah liat melalui Adam karena manusia itu diciptakan bukan melalui proses BERFIRMAN melainkan lewat proses pembentukan tanah liat untuk menjadi ciptaan termulia bagi maksud Pencipta itu sendiri ( lihat Kejadian 2:7)

Mari kitong lihat proses ini dalam penuturan yang dilakukan oleh Musa saat membukukan cerita ini di kejadian 2:7: “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup”. 

TUHAN ALLAH. Subject Yang membentuk manusia adalah TUHAN Allah (Elohim : dalam bentuk jamak). Untuk pembentukan manusia ini ada Tim ke-Allahan yang bekerja membentuk manusia. Makanya kata TUHAN Allah dalam ayat ini menggunakan kata Elohim (Allah dalam bentuk jamak) sebagai satu Tim kerja.

MANUSIA. Kata Ibrani untuk ‘manusia dalam ayat ini adalah 'âdâm. Sedangkan kata debu tanah itu adalah (Adamah) yang adalah kata yang sama untuk ‘tanah liat’ dalam Alkitab. Jadi ini ada permainan kata yang bagus sekali. Elohim membentuk Adam dari Adamah.

MEMBENTUK. Dalam proses pencinptaan di Kejadian 1, Musa sebagai penulis menggunakan dua kata kerja yang berbeda untuk menggambarkan tindakan Allah menciptakan. Untuk semua ciptaan yang lain sejak hari pertama, Musa menggunakan kata Ibrani Bara (menciptakan dengan berfirman). Tetapi untuk manusia di kejadian 2:7, Musa menggunakan kata Ibrani yaw-tsar' yang berarti membentuk (squeezing into shape or to mould into a form; especially as a potter;). 

Menarik sekali karena dari Kejadian penciptaan manusia saja symbol ini sudah muncul karena di sana terlihat bahwa Allah turun menggunakan Adamah yang tidak ada nilainya untuk menjadi bahan dasar pembuatan Adam. Dalam proses ini Musa menggambarkan Allah Elohim bertindak sebagai potter (tukang periuk) dan melakukan squeezing dan mould into a form.

Apa patokan cetakan (format) dan bentuk apakah yang mau Allah buat saat Mereka (Elohim) membentuk tanah liat itu ?

Kej 1:26  Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia MENURUT gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 
Kej 1:27  Maka Allah menciptakan manusia itu MENURUT GAMBAR-NYA, MENURUT GAMBAR ALLAH DICIPTAKAN-NYA DIA; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 

Ada pengulangan sampai tiga kali ketika Musa melaporkan pembicaraan dan kesepakatan Mereka (Elohim) saat memegang tanah liat (adamah) di tangan mereka untuk menjadikan adamah itu menjadi adam. Setiap pengulangan sampai tiga kali itu pasti punya penekanan yang penting sekali.
Tanah liat di tangan Elohim sebagai Potter itu akan dibentuk menjadi Adam menurut contoh, gambar dan bentuk Elohim itu sendiri.

Hallelujah….

Makanya ketika gambar itu rusak…. Tanah liat itu rusak… keramik itu rusak… Sang Pencipta merasa sedih dan selalu berusaha untuk membentuk kembali ‘gambar dan peta Allah’ yang rusak itu sesuai dengan kesepakatan dan apa yang Mereka (Elohim) lakukan di Eden.

Kerinduan itu diwujud-nyatakan lewat nabi – nabi yang dikirmkan untuk mengingatkan Tanah Liat agar bersedia cooperative untuk dibentuk. 

Masih ada waktu  untuk dibentuk. Kitong ini tanah liat asli. Bentuk yang ada sekarang ini adalah bentuk yang sudah mulai samar – samar, buram dan rusak, tapi kita masih tetap adalah gambar dan rupa Allah yang dibuat dari bahan dasar tanah liat. 

Allah adalah Potter Yang Agung. Ijinkan Dia untuk squeezing dan mould into a form yang asli. Percaya dan cooperative lah dengan Elohim setiap hari maka kita akan dibentuk kembali menjadi bejana yang indah.

Janganlah seperti Israel dan Yehuda dalam ayat – ayat ini:

Betapa kamu memutarbalikkan segala sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya: "Bukan dia yang membuat aku"; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya: "Ia tidak tahu apa-apa"? (Yesaya 26:19)

Ingat. Kita ini tanah liat di tangan TUHAN Pembuat periuk. STOP menyangkal TUHAN. Apalagi mengatakan bahwa TUHAN tidak tahu apa – apa tentang hidup kita.

Seringkali banyak masalah saat ini dan di masa lalu yang membuat jalan dan bentuk hidup kita ini sudah tak beraturan, lalu ketika TUHAN mengingatkan kita untuk cooperative dan datang pada-Nya agar Dia membentuk ulang hidup kita, kita juga seperti Israel dan Yehuda sering katakana bahwa “Ia tidak tahu apa-apa” tentang jalan hidup saya. Sayalah yang tahu apa yang saya jalani. 

Kawan, ingat TUHAN yang pilih bahan dasar itu. Merekalah yang membentuk kitong semua dari tanah liat yang tidak ada nilainya tetapi kemudian menjadi bernilai mahal. 

Mau tahu berapa harga nilai kita di mata Allah ?

Harganya itu lebih mahal dari seisi Surga. Bayangkan saja, untuk saya tanah liat yang berdosa dan rusak inilah Yesus yang adalah harta termahal Surga itu harus dikorbankan untuk membeli saya kembali agar bernilai dan bisa dibentuk kembali untuk Surga.

Mari serahkan diri kita dan cooperative dengan Allah pencipta, maka Dia akan membentuk engkau menjadi bejana yang indah bagi kemuliaanNya.

Marilah datang pada TUHAN. Marilah datang ke rumah TUKANG PERIUK itu dan katakana padanya : Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu. (Yesaya 64:8)

Datang pada TUHAN. Serahkanlah hidupmu pada-Nya agar dibentuk kembali untuk tujuan mulia. 

Rasul Paulus dalam suratnya bagi orang Kristen di Roma, dia katakana bahwa Allah mau membentuk kita kembali sebagai ciptaan yang mulia untuk tujuan mulia : Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia……? (Roma 9:21).

Mari kita memilih untuk cooperative dan pasrah, karena kita ini sebenarnya hanyalah bongkahan tanah liat yang tidak berguna, kotor dan jorok kemarin, tetapi hari ini kita dipilih TUHAN untuk meliwati proses’ yang kadang kala menyakitkan tetapi akan menjadi karya seni yang indah dan berguna.

Mungkin kita akan dibanting, diinjak, dibongkar, diperas, seperti disiksa, dibakar berulang – ulang untuk mengeluarkan air dan sampah yang ada dalam diri kita agar kita siap dibentuk menjadi bejana Kemuliaan di kemudian hari. 

Tidak ada pilihan lain yang lebih mulia dari ini.

Mari pasrahkan diri pada tangan TUKAN PERIUK yang hebat itu hari ini.

Mari serahkan diri kita untuk dibentuk. 

Mungkin karena keadaan dan maksud TUHAN sehingga kita bukanlah bejana yang mulia dalam pandangan pribadi dan orang lain. Mungkin kita ini bukanlah sesuatu yang berharga. Mungkin kita ini hanyalah orang biasa yang tak punya talenta yang hebat  di jemaat kemarin dan hari ini.

Tetapi di tangan TUHAN kita akan jadi bejana yang mulia. Asal kita mau cooperative.

Jangan halangi TUHAN. Serahkan dirimu dan percaya pada tindakan TUHAN yang siap membentukmu dari Clay menjadi bejana kemulianNya.

Mari cooperative dengan TUHAN hari ini dan biarkan dia membentuk engkau dalam tangan terampil-Nya yang penuh kuasa seperti yang telah Mereka (Elohim) lakukan bersama – sama di Eden pada saat membentuk Adamah menjadi Adam.

Senin, 02 November 2015

Minggu, 1 Nopember 'Kebenaran Dalam Simbol'


Alkitab itu kaya sekali dengan symbol. Sejak kitab Kejadian ditulis saat dasar peradaban manusia diletakan, Allah banyak kali berbicara kepada umatNya lewat method symbol hingga Buku Wahyu.

Kenapa harus menggunakan symbol ? Agar supaya pekabaran kebenaran tentang Allah dan kebijakan pemeliharaan dan penyelamatanNya itu bisa dimengerti dengan sederhana oleh manusia berdosa yang terbatas daya pikir dan daya telaah sebuah kebenaran penting.

Sebelum kitong masuk ke symbol yang TUHAN gunakan lewat nabi Yeremia, hari ini kitong akan coba belajar (baca: latihan) dan lihat dulu beberapa symbol sederhana yang TUHAN gunakan lewat catatan Musa dalam beberapa cerita pendeknya dalam Alkitab.

SYMBOL PERTAMA : CERITA KAIN & HABEL (KEJADIAN 4)

Siapa yang tra tahu cerita ini ? Tanpa membuka Alkitab pun pasti kitong tahu cerita ini.

Ada dua bersaudara yaitu Kain dan Habel. Dorang dua bawa persembahan kepada TUHAN, Kain punya persembahan DITOLAK dan Habel punya persembahan DITERIMA. Kain emosi, iri, cemburu dan ganas karena persembahan korbannya tra di terima……… Habel ‘lepu’.

Kain adalah petani terbaik di waktu itu. Dunia baru keluar dari tangan Allah dan masih sangat baik dan subur. Pasti hasil tanah yang dibawa oleh Kain adalah yang terbaik. Tetapi TUHAN minta yang sesuai dengan perintah. Apakah korban Kain itu tidak baik ? Ibrani 11:4 bilang bahwa semua itu baik tetapi korban Habel lebih baik dari korban Kain makanya Allah menerima korban Habel.

Bagaimana caranya Kain dan Habel tahu bahwa korban itu diterima atau ditolak ?

Guru sekolah sabat biasa cerita begini : “ohhh…… itu terlihat dari asap dari korban Habel yang naik lurruusussss……………. Tapi korban Kain itu asapnya….. bengkok – bengkok takaruang adat sampe lari tabrak – tabrak kain…………… jadi Kain tahu bahwa Habel punya persembahan yang diterima TUHAN.

Begitu kah ?

Ini yang komentar Alkitab bilang :

We don’t precisely know how Can and Abel knew their sacrifices were accepted or not accepted. Seemingly, there was some outward evidence making it obvious. There are Biblical examples of having an acceptable sacrifice consumed by fire from God (Jdg_6:21; 1Ki_18:38; 1Ch_21:26; 2Ch_7:1). Perhaps an acceptable sacrifice, brought to the cherubim at the tree of life, was consumed by fire from heaven or from the flaming swords of the cherubim (Gen_3:24).

Kitong tra tahu persis bagaimana Cain dan Habel dong tahu bahwa dorang punya persembahan itu diterima atau tidak. Tetapi ada beberapa contoh dalam Alkitab tentang tampilan (display) bagaimana setiap persembahan itu di terima selalu terlihat dengan SYMBOL TURUNNYA API dari langit yang memakan korban itu. Cerita Gideon, Daud sampai Elia di bukit Karmel semua menceritakan hal itu.

Dan di sisi yang lain justru tak ada bukti Alkitab yang mengatakan bahwa display itu terlihat lewat asap yang lurus dan bengkok – bengkok… itu tidak ada sama sekali.

Ini komentar Oma Ellen White soal cara penerimaan TUHAN terhadap persembahan Habel :

 "Kedua bersaudara ini sama sama mendirikan mezbah mereka dan masing masing membawa persembahan. Habil membawa satu korban dari antara kawanan dombanya sesuai dengan petunjuk Tuhan. "Maka Tuhan mengindahkan Habel dan korban persembahannya. Api memancar dari surga dan membakar korban itu. Tetapi Kain, telah melanggar petunjuk dan perintah Tuhan yang jelas itu, dengan hanya membawa persembahan buah buahan. Tidak ada tanda tanda dari surga bahwa persembahannya diterima”. (Para Nabi dan Bapa Pasal 5)

Mudah – mudahan tidak ada lagi guru sekolah sabat anak – anak yang menceritakan tentang asap yang naik lurus dan bengkok – bengkok…

---------

Apa pelajaran tentang symbol yang bisa kita ambil dari cerita ini ? Mari lihat komentar Oma Ellen White :

1.  “Kedua bersaudara ini telah diuji, sebagaimana Adam telah diuji sebelumnya, untuk membuktikan apakah mereka mau mempercayai dan menurut Firman Allah. Mereka mengetahui akan persediaan yang telah diadakan untuk keselamatan manusia, dan mengerti tata cara persembahan yang telah ditetapkan Allah. Mereka harus menyatakan iman di dalam Juruselamat yang dilambangkan oleh persembahan itu, dan pada saat yang sama untuk mengakui bahwa mereka bergantung sepenuhnya kepada Dia untuk mendapat keampunan; dan mereka mengetahui bahwa dengan mengikuti rencana Ilahi bagi penebusan mereka, mereka membuktikan penurutan mereka kepada kehendak Allah. Tanpa tercurahnya darah tidak akan ada pengampunan dosa; dan mereka harus menunjukkan iman mereka di dalam darah Kristus sebagai penebusan yang dijanjikan dengan cara mempersembahkan anak sulung domba mereka sebagai korban. Di samping itu, buah sulung hasil bumi harus dipersembahkan kepada Tuhan sebagai persembahan syukur. Kedua bersaudara ini sama sama mendirikan mezbah mereka dan masing masing membawa persembahan. Habil membawa satu korban dari antara kawanan dombanya sesuai dengan petunjuk Tuhan. "Maka Tuhan mengindahkan Habel dan korban persembahannya." (Para nabi dan bapa, Pasal 5)

2. Kain dan Habil menggambarkan dua golongan yang akan ada di dalam dunia ini sampai kesudahan zaman. Satu golongan yang akan  berharap kepada korban yang telah ditentukan bagi dosa; yang lainnya sengaja bergantung kepada jasa baik diri mereka; usaha mereka ini adalah satu korban tanpa jasa pengantaraan Ilahi, dan dengan demikian itu tidak akan dapat membawa manusia kepada satu keadaan yang diperkenankan Allah. Hanya melalui jasa jasa Yesus bahwa pelanggaran pelanggaran kita dapat diampuni. Mereka yang tidak merasa perlunya darah Kristus, yang merasa bahwa tanpa anugerah Ilahi mereka dapat dengan melalui usaha sendiri untuk memperoleh persetujuan Allah adalah sedang berbuat kekeliruan sebagaimana halnya Kain. Jikalau mereka tidak menerima darah yang menyucikan itu, mereka berada di bawah hukuman. Tidak ada jalan lain oleh mana mereka dapat dilepaskan dari perhambaan dosa.

3. Kain membenci dan membunuh saudaranya, bukan oleh karena ada sesuatu kesalahan yang telah dilakukan oleh Habil, tetapi "sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar." 1 Yohanes 3:12. Demikian pula pada segala zaman orang jahat membenci mereka yang lebih baik dari mereka.

Mari cari tahu dengan detail dalam Firman TUHAN tentang apa yang TUHAN mau sesungguhnya. Jangan kita menafsirkan dengan sembarangan lalu melakukan hanya dengan modal pride seolah – olah kita akan memaksa TUHAN untuk menuruti kesombongan kita yang sudah berada di luar perintah TUHAN.

Silahkan tambahkan pelajaran yang bisa didapatkan dari symbol yang ada dalam Cerita pertama ini. 

SYMBOL KEDUA: ULAR TEMBAGA YANG DITINGGIKAN DI PADANG GURUN (BILANGAN 21)

Ini generasi kedua dari bangsa Israel. Sebagaian besar dari generasi pertama yang keluar dari Mesir sudah mati di perjalanan seperti permintaan mereka. Dorang selalu bilang tidak ada kuburan di Mesir jadi Musa dan TUHAN mau kubur mereka di padang gurun. Makanya banyak yang mati di padang gurun.

Kemudian bangsa Israel sekali lagi berbalik ke selatan dan berjalan melalui padang pasir yang nampaknya lebih tandus lagi setelah sesaat mereka melihat tempat tempat yang hijau di antara bukit bukit dan lembah lembah Edom. Dari barisan bukit yang melatar belakangi padang pasir ini tampak gunung Hor menjulang tinggi, yang puncaknya menjadi tempat meninggal dan dikuburnya Harun. (Para Nabi dan Bapa, pasal 38)

Tapi masih ada juga yang tersisa. Generasi tua ini yang selalu bikin masalah, provokasi, bikin lemah semangat generasi yang baru lahir di perjalanan.

Setelah dorang lewat dari Hor, mereka harus jalan melalui negeri Edom. Tapi waktu Musa minta ijin untuk bangsa ini lewat, orang – orang Edom tra kasih ijin. Raja Edom dan orang di sana larang Israel lewat Edom dengan banyak alasan. Akhirnya dengan berat hati dan penuh persungutan, bangsa Israel putar jauh dalam perjalanan mememutar yang seharusnya bisa ditempuh lebih cepat kalau lewat Edom. Dan ini membuat “bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan”. (Bilangan 21:4)

Frasa ‘menahan hati’ dalam ayat ini artinya kecewa. Bangsa ini kecewa.

Dalam kondisi ini, komentar Alkitab bilang : Generasi tua yang sisa – sisa ini (para veteran eks pembuangan Mesir) mulai memprovokasi dan mempengaruhi generasi muda untuk menyerang Allah dan Musa dengan kata – kata : “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."

Ini bahasa lama. Lagu lama. Gaya lama.

Karena penolakan di Edom, mereka harus putar padang gurun Arabah yang hanya penuh dengan batu dan pasir makanya panas dan kering. Pengaruh provokasi generasi tua ini membuat generasi muda tidak lagi melihat tiang awan dan tiang api serta melupakan air yang sering keluar dari batu dan Manna yang turun tiap hari di perjalanan.

Mereka sepakat dan bilang bahwa doran sudah MUAK. Sudah bosan dengan supply makanan dan air dari surge. Bosan dengan heavenly diet yang turun dari surge tiap pagi. Mereka bilang itu semua sudah hambar (basi) dan tra enak lagi. Masih lebih enak makanan dan minuman di Mesir.

Akibatnya ?

Bilangan 21:6  Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. 

Tempat itu memang penuh dengan ular – ular merah (tedung) yang berbisa. Inilah species ular berbisa yang hidup di daerah itu. Sepanjang perjalanan mereka penuh dengan ular – ular yang berwarna seperti api dan menggigit dengan cepat seperti api. Jika bukan karena TANGAN TUHAN maka bangsa ini tidak aman di perjalan yang penuh ular tedung.

Makanya ketika bangsa ini BOSAN dengan perlindungan dan penyediaan TUHAN maka TUHAN hanya melepaskan dan mengangkat tangan perlindunanNya saja… maka ular tedung ‘malendong’ (baca: kurung, kipas dan hajar) orang Israel sampai hamper habis.

Komentar Alkitab bilang, inilah fase terakhir di mana generasi provokator yang tua – tua itu habis oleh ular tedung.

Akhirnya bangsa ini datang kembali kepada Musa… dan bermohon….. :"Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN. Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup. (Bilangan 21:7-9)

Bukan ular tembaga itu yang menyelamatkan mereka. Tetapi itu hanya SYMBOL. Hanya dengan melihat dalam iman ke arah ular tembaga yang ditinggikan itu maka mereka akan selamat.

Ular ini terkenal sangat beracun dan banyak sekali. Dengan sekali gigit pasti mati. Tidak ada penawar racun lain selain IMAN untuk MELIHAT KEARAH Ular tembaga yang ditinggikan maka mereka yang MEMANDANG kepada Ular Tembaga itu akan SELAMAT.

Waktu itu ULAR TEMBAGA yang ditinggikan Musa itu hanya SYMBOL. Oma Ellen White tulis dalam Para Nabi dan Bapa pasal 38 begini :

“Diangkatnya ular tembaga itu ke atas adalah untuk mengajarkan Israel tentang satu pelajaran yang penting. Mereka tidak dapat menyelamatkan diri mereka sendiri dari akibat yang mematikan dari racun yang ada dalam luka mereka itu. Hanya Allah sendiri yang sanggup menyembuhkan mereka. Tetapi mereka dituntut menyatakan iman mereka terhadap persediaan yang telah diadakan Allah. Mereka harus memandang agar bisa hidup. Adalah iman mereka yang berkenan kepada Allah, dan oleh memandang kepada ular itu iman mereka dinyatakan. Mereka mengetahui bahwa tidak ada khasiat di dalam ular itu sendiri, tetapi itu adalah lambang daripada Kristus; dan dengan demikian perlunya iman dalam jasa jasa Nya dinyatakan kepada mereka. Hingga saat itu banyak yang telah membawa persembahan mereka kepada Allah dan telah merasa bahwa dengan berbuat demikian mereka telah mengadakan satu penebusan yang cukup bagi dosa dosa mereka”.

Mari kita cari pelajaran dan pesan rohani dari cerita ini. 

Saya berikan ruang bagi sauadara semua untuk memberikan keterangan kira – kira apa yang digambarkan lewat pengalaman serta apa yang digambarkan lewat symbol dalam cerita kedua ini ? Adakah pelajaran rohani yang boleh saudara bagikan bagi kita semua ..?