Senin, 02 November 2015

Minggu, 1 Nopember 'Kebenaran Dalam Simbol'


Alkitab itu kaya sekali dengan symbol. Sejak kitab Kejadian ditulis saat dasar peradaban manusia diletakan, Allah banyak kali berbicara kepada umatNya lewat method symbol hingga Buku Wahyu.

Kenapa harus menggunakan symbol ? Agar supaya pekabaran kebenaran tentang Allah dan kebijakan pemeliharaan dan penyelamatanNya itu bisa dimengerti dengan sederhana oleh manusia berdosa yang terbatas daya pikir dan daya telaah sebuah kebenaran penting.

Sebelum kitong masuk ke symbol yang TUHAN gunakan lewat nabi Yeremia, hari ini kitong akan coba belajar (baca: latihan) dan lihat dulu beberapa symbol sederhana yang TUHAN gunakan lewat catatan Musa dalam beberapa cerita pendeknya dalam Alkitab.

SYMBOL PERTAMA : CERITA KAIN & HABEL (KEJADIAN 4)

Siapa yang tra tahu cerita ini ? Tanpa membuka Alkitab pun pasti kitong tahu cerita ini.

Ada dua bersaudara yaitu Kain dan Habel. Dorang dua bawa persembahan kepada TUHAN, Kain punya persembahan DITOLAK dan Habel punya persembahan DITERIMA. Kain emosi, iri, cemburu dan ganas karena persembahan korbannya tra di terima……… Habel ‘lepu’.

Kain adalah petani terbaik di waktu itu. Dunia baru keluar dari tangan Allah dan masih sangat baik dan subur. Pasti hasil tanah yang dibawa oleh Kain adalah yang terbaik. Tetapi TUHAN minta yang sesuai dengan perintah. Apakah korban Kain itu tidak baik ? Ibrani 11:4 bilang bahwa semua itu baik tetapi korban Habel lebih baik dari korban Kain makanya Allah menerima korban Habel.

Bagaimana caranya Kain dan Habel tahu bahwa korban itu diterima atau ditolak ?

Guru sekolah sabat biasa cerita begini : “ohhh…… itu terlihat dari asap dari korban Habel yang naik lurruusussss……………. Tapi korban Kain itu asapnya….. bengkok – bengkok takaruang adat sampe lari tabrak – tabrak kain…………… jadi Kain tahu bahwa Habel punya persembahan yang diterima TUHAN.

Begitu kah ?

Ini yang komentar Alkitab bilang :

We don’t precisely know how Can and Abel knew their sacrifices were accepted or not accepted. Seemingly, there was some outward evidence making it obvious. There are Biblical examples of having an acceptable sacrifice consumed by fire from God (Jdg_6:21; 1Ki_18:38; 1Ch_21:26; 2Ch_7:1). Perhaps an acceptable sacrifice, brought to the cherubim at the tree of life, was consumed by fire from heaven or from the flaming swords of the cherubim (Gen_3:24).

Kitong tra tahu persis bagaimana Cain dan Habel dong tahu bahwa dorang punya persembahan itu diterima atau tidak. Tetapi ada beberapa contoh dalam Alkitab tentang tampilan (display) bagaimana setiap persembahan itu di terima selalu terlihat dengan SYMBOL TURUNNYA API dari langit yang memakan korban itu. Cerita Gideon, Daud sampai Elia di bukit Karmel semua menceritakan hal itu.

Dan di sisi yang lain justru tak ada bukti Alkitab yang mengatakan bahwa display itu terlihat lewat asap yang lurus dan bengkok – bengkok… itu tidak ada sama sekali.

Ini komentar Oma Ellen White soal cara penerimaan TUHAN terhadap persembahan Habel :

 "Kedua bersaudara ini sama sama mendirikan mezbah mereka dan masing masing membawa persembahan. Habil membawa satu korban dari antara kawanan dombanya sesuai dengan petunjuk Tuhan. "Maka Tuhan mengindahkan Habel dan korban persembahannya. Api memancar dari surga dan membakar korban itu. Tetapi Kain, telah melanggar petunjuk dan perintah Tuhan yang jelas itu, dengan hanya membawa persembahan buah buahan. Tidak ada tanda tanda dari surga bahwa persembahannya diterima”. (Para Nabi dan Bapa Pasal 5)

Mudah – mudahan tidak ada lagi guru sekolah sabat anak – anak yang menceritakan tentang asap yang naik lurus dan bengkok – bengkok…

---------

Apa pelajaran tentang symbol yang bisa kita ambil dari cerita ini ? Mari lihat komentar Oma Ellen White :

1.  “Kedua bersaudara ini telah diuji, sebagaimana Adam telah diuji sebelumnya, untuk membuktikan apakah mereka mau mempercayai dan menurut Firman Allah. Mereka mengetahui akan persediaan yang telah diadakan untuk keselamatan manusia, dan mengerti tata cara persembahan yang telah ditetapkan Allah. Mereka harus menyatakan iman di dalam Juruselamat yang dilambangkan oleh persembahan itu, dan pada saat yang sama untuk mengakui bahwa mereka bergantung sepenuhnya kepada Dia untuk mendapat keampunan; dan mereka mengetahui bahwa dengan mengikuti rencana Ilahi bagi penebusan mereka, mereka membuktikan penurutan mereka kepada kehendak Allah. Tanpa tercurahnya darah tidak akan ada pengampunan dosa; dan mereka harus menunjukkan iman mereka di dalam darah Kristus sebagai penebusan yang dijanjikan dengan cara mempersembahkan anak sulung domba mereka sebagai korban. Di samping itu, buah sulung hasil bumi harus dipersembahkan kepada Tuhan sebagai persembahan syukur. Kedua bersaudara ini sama sama mendirikan mezbah mereka dan masing masing membawa persembahan. Habil membawa satu korban dari antara kawanan dombanya sesuai dengan petunjuk Tuhan. "Maka Tuhan mengindahkan Habel dan korban persembahannya." (Para nabi dan bapa, Pasal 5)

2. Kain dan Habil menggambarkan dua golongan yang akan ada di dalam dunia ini sampai kesudahan zaman. Satu golongan yang akan  berharap kepada korban yang telah ditentukan bagi dosa; yang lainnya sengaja bergantung kepada jasa baik diri mereka; usaha mereka ini adalah satu korban tanpa jasa pengantaraan Ilahi, dan dengan demikian itu tidak akan dapat membawa manusia kepada satu keadaan yang diperkenankan Allah. Hanya melalui jasa jasa Yesus bahwa pelanggaran pelanggaran kita dapat diampuni. Mereka yang tidak merasa perlunya darah Kristus, yang merasa bahwa tanpa anugerah Ilahi mereka dapat dengan melalui usaha sendiri untuk memperoleh persetujuan Allah adalah sedang berbuat kekeliruan sebagaimana halnya Kain. Jikalau mereka tidak menerima darah yang menyucikan itu, mereka berada di bawah hukuman. Tidak ada jalan lain oleh mana mereka dapat dilepaskan dari perhambaan dosa.

3. Kain membenci dan membunuh saudaranya, bukan oleh karena ada sesuatu kesalahan yang telah dilakukan oleh Habil, tetapi "sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar." 1 Yohanes 3:12. Demikian pula pada segala zaman orang jahat membenci mereka yang lebih baik dari mereka.

Mari cari tahu dengan detail dalam Firman TUHAN tentang apa yang TUHAN mau sesungguhnya. Jangan kita menafsirkan dengan sembarangan lalu melakukan hanya dengan modal pride seolah – olah kita akan memaksa TUHAN untuk menuruti kesombongan kita yang sudah berada di luar perintah TUHAN.

Silahkan tambahkan pelajaran yang bisa didapatkan dari symbol yang ada dalam Cerita pertama ini. 

SYMBOL KEDUA: ULAR TEMBAGA YANG DITINGGIKAN DI PADANG GURUN (BILANGAN 21)

Ini generasi kedua dari bangsa Israel. Sebagaian besar dari generasi pertama yang keluar dari Mesir sudah mati di perjalanan seperti permintaan mereka. Dorang selalu bilang tidak ada kuburan di Mesir jadi Musa dan TUHAN mau kubur mereka di padang gurun. Makanya banyak yang mati di padang gurun.

Kemudian bangsa Israel sekali lagi berbalik ke selatan dan berjalan melalui padang pasir yang nampaknya lebih tandus lagi setelah sesaat mereka melihat tempat tempat yang hijau di antara bukit bukit dan lembah lembah Edom. Dari barisan bukit yang melatar belakangi padang pasir ini tampak gunung Hor menjulang tinggi, yang puncaknya menjadi tempat meninggal dan dikuburnya Harun. (Para Nabi dan Bapa, pasal 38)

Tapi masih ada juga yang tersisa. Generasi tua ini yang selalu bikin masalah, provokasi, bikin lemah semangat generasi yang baru lahir di perjalanan.

Setelah dorang lewat dari Hor, mereka harus jalan melalui negeri Edom. Tapi waktu Musa minta ijin untuk bangsa ini lewat, orang – orang Edom tra kasih ijin. Raja Edom dan orang di sana larang Israel lewat Edom dengan banyak alasan. Akhirnya dengan berat hati dan penuh persungutan, bangsa Israel putar jauh dalam perjalanan mememutar yang seharusnya bisa ditempuh lebih cepat kalau lewat Edom. Dan ini membuat “bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan”. (Bilangan 21:4)

Frasa ‘menahan hati’ dalam ayat ini artinya kecewa. Bangsa ini kecewa.

Dalam kondisi ini, komentar Alkitab bilang : Generasi tua yang sisa – sisa ini (para veteran eks pembuangan Mesir) mulai memprovokasi dan mempengaruhi generasi muda untuk menyerang Allah dan Musa dengan kata – kata : “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."

Ini bahasa lama. Lagu lama. Gaya lama.

Karena penolakan di Edom, mereka harus putar padang gurun Arabah yang hanya penuh dengan batu dan pasir makanya panas dan kering. Pengaruh provokasi generasi tua ini membuat generasi muda tidak lagi melihat tiang awan dan tiang api serta melupakan air yang sering keluar dari batu dan Manna yang turun tiap hari di perjalanan.

Mereka sepakat dan bilang bahwa doran sudah MUAK. Sudah bosan dengan supply makanan dan air dari surge. Bosan dengan heavenly diet yang turun dari surge tiap pagi. Mereka bilang itu semua sudah hambar (basi) dan tra enak lagi. Masih lebih enak makanan dan minuman di Mesir.

Akibatnya ?

Bilangan 21:6  Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. 

Tempat itu memang penuh dengan ular – ular merah (tedung) yang berbisa. Inilah species ular berbisa yang hidup di daerah itu. Sepanjang perjalanan mereka penuh dengan ular – ular yang berwarna seperti api dan menggigit dengan cepat seperti api. Jika bukan karena TANGAN TUHAN maka bangsa ini tidak aman di perjalan yang penuh ular tedung.

Makanya ketika bangsa ini BOSAN dengan perlindungan dan penyediaan TUHAN maka TUHAN hanya melepaskan dan mengangkat tangan perlindunanNya saja… maka ular tedung ‘malendong’ (baca: kurung, kipas dan hajar) orang Israel sampai hamper habis.

Komentar Alkitab bilang, inilah fase terakhir di mana generasi provokator yang tua – tua itu habis oleh ular tedung.

Akhirnya bangsa ini datang kembali kepada Musa… dan bermohon….. :"Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN. Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup. (Bilangan 21:7-9)

Bukan ular tembaga itu yang menyelamatkan mereka. Tetapi itu hanya SYMBOL. Hanya dengan melihat dalam iman ke arah ular tembaga yang ditinggikan itu maka mereka akan selamat.

Ular ini terkenal sangat beracun dan banyak sekali. Dengan sekali gigit pasti mati. Tidak ada penawar racun lain selain IMAN untuk MELIHAT KEARAH Ular tembaga yang ditinggikan maka mereka yang MEMANDANG kepada Ular Tembaga itu akan SELAMAT.

Waktu itu ULAR TEMBAGA yang ditinggikan Musa itu hanya SYMBOL. Oma Ellen White tulis dalam Para Nabi dan Bapa pasal 38 begini :

“Diangkatnya ular tembaga itu ke atas adalah untuk mengajarkan Israel tentang satu pelajaran yang penting. Mereka tidak dapat menyelamatkan diri mereka sendiri dari akibat yang mematikan dari racun yang ada dalam luka mereka itu. Hanya Allah sendiri yang sanggup menyembuhkan mereka. Tetapi mereka dituntut menyatakan iman mereka terhadap persediaan yang telah diadakan Allah. Mereka harus memandang agar bisa hidup. Adalah iman mereka yang berkenan kepada Allah, dan oleh memandang kepada ular itu iman mereka dinyatakan. Mereka mengetahui bahwa tidak ada khasiat di dalam ular itu sendiri, tetapi itu adalah lambang daripada Kristus; dan dengan demikian perlunya iman dalam jasa jasa Nya dinyatakan kepada mereka. Hingga saat itu banyak yang telah membawa persembahan mereka kepada Allah dan telah merasa bahwa dengan berbuat demikian mereka telah mengadakan satu penebusan yang cukup bagi dosa dosa mereka”.

Mari kita cari pelajaran dan pesan rohani dari cerita ini. 

Saya berikan ruang bagi sauadara semua untuk memberikan keterangan kira – kira apa yang digambarkan lewat pengalaman serta apa yang digambarkan lewat symbol dalam cerita kedua ini ? Adakah pelajaran rohani yang boleh saudara bagikan bagi kita semua ..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar