Dalam situasi yang lain, ketika ada
nasihat yang disampaikan, selalu dibungkus dengan cerita yang putar ke sana kemari tetapi tidak sampai
pada sasaran sehingga bikin gemas yang mendengarkannya Orang Manado bilang 'Ondo pelang-pelang"..
Tapi ada juga yang pembicara yang punya
kemampuan untuk langsung pada sasaran. Kitong biasa bilang “dia bidik kena pas di testa ehh…” atau “ko pu bidik – bidik ini pas
kena jantung ehh”.
Tetapi tidak semua orang bisa seperti
itu. Tidak semua pembicara bisa seperti itu. Tidak semua guru bisa seperti itu.
Tidak semua anggota majelis jemaat bisa seperti itu. Apalagi kitong dengan
budaya ketimuran yang kental, kita seringkali pake ‘rasa begini dan rasa begitu’
sehingga kita selalu ‘bijak sana dan bijak sini’.
Di sisi yang lain pula, ada pendengar
yang suka ditembak langsung dan tak mau putar sana putar sini. Tapi ada
pendengar juga yang harus diantar pakai cerita symbol supaya bisa mengerti.
Makanya,
penggunaan cerita yang membungkus sebuah teguran dengan sebuah sindiran,
seringkali dibungkus secara simbolis dengan symbol. Ada yang pukul tembok kena
tiang, ada yang putar ke sana kemari dan tak kena sasaran, tapi ada yang bidik
pas di jantung.
MARI
KITA LATIHAN…
Saya coba bikin eksperimen sebuah cerita
symbol malam ini. Ini cerita symbol saya :
“Adoh malam2
nih masuk rumah nih dari ruang tamu so dapa cium bau busuk. Ternyata gara2
lampu padam sampe kulkas rusak dan ikan ekor kuning rusak jadi bau busuk eh.
Padahal sudah tersimpan rapih sekali di lemari es.
Ternyata biar
mo simpan rapi ley, tapi kalau barang busuk itu satu saat nanti akan ketahuan.
Sedangkan barang seperti durian yang harum dan manis itu saja bisa gampang
tercium, apalagi yang busuk.
Apa maknya simbolnya:
Sa cuma mau bilang.... yang baru belajar main sembunyi2 ditambah dengan yang su
selalu main di area ini tapi belum bertobat.... mending stop sudah yoo. Biar mo
simpan rapih ley.... nanti satu saat akan bau juga sampai di ruang tamu...kalau
cuma sampe di ruang kamar atau dapur trapapa..... tapi kalu su di ruang tamu
apalagi so di halaman tetangga .... itu bisa parahh ......
Saya so pernah
alami.... jadi sa kas tahu kam yang blum bertobat hheheheh... kitong kan harus
jadi teladan... Nabi Yeremia bilang : "Sebelum buli - buli dari tanah liat
itu dihancurkan berkeping-keping di lembah TPA Ben-Hinom, mending berbalik dan
berjalan dalam taurat TUHAN.
#Edisi belajar bahasa Simbol seperti Yeremia.... tapi.....Derita
Angkat sampah ikan busuk malam2 nih sesuatu sekali....*
Yes… itu cerita saya malam mini. Tapi waktu menulisnya
itu saya beberapa kali edit kata-katanya dan berdoa beberapa kali sebelum
posting. Saya takut jang sampe ada yang tersinggung lagi dan kemudian memusuhi
saya. Adooh saya punya musuh su banyak jadi jang lagi ada bergabung hanya
gara-gara cerita ini.
Inilah kondisi
yang dialami oleh Yeremia. Maju kena mundur kena. Makanya Yeremia bertekad
untuk maju. Tetapi maju dengan pekabaran yang dibungkus dengan cerita – cerita
pendek sebagai symbol bagi satu pekabaran tentang kedaulatan dan kasih TUHAN.
Symbol biasanya
merupakan obyek yang mewakili sesuatu yang lain. Tindakan simbolis mampu
mengkomunikasikan realitas yang kompleks dan abstrak dalam cara yang sangat
ringkas dan sederhana.
Minggu ini kita sudah belajar tentang symbol Ular dan
ular tembaga, pembuatan buli – buli dari tanah liat, pembelian buli – buli yang
ingkar pada TUHAN sehigga tiba pada titik di mana buli – buli itu harus
dipecahkan di Tempat Sampah Lembah Ben-Hinom untuk menjadi sampah yang dibakar
di gehena (neraka).
Tujuan utama
dari pekabaran dengan symbol ini adalah untuk menyederhakan dan
MENGKOMUNIKASIKAN realitas kebenaran Allah dan karakter Allah yang memang masih
terlalu tinggi dan tak terselami itu sehingga boleh diturunkan dan dimengerti
oleh Umat Pilihan Allah yang ada dalam dunia berdosa yang terbatas dalam
pemikiran dan tindakan.
Kemungkinan Yeremia adalah nabi yang paling banyak
menggunakan symbol dalam penyampaian pekabarannya. Sepanjang buku Yeremia kita
akan temukan hamper 10 symbol yang digunakan untuk menerangkan kebenaran dan
karakter Allah bagi Israel yang kiranya juga menjadi pelajaran berharga buat
kita Israel Modern.
Mari selidiki
firman TUHAN terus setiap hari. Temukanlah pekabaran yang actual maupun
simbolis di sana. Terimalah itu dengan
hati terbuka, niscaya kita akan terus ada dalam jalan TUHAN yang benar. Jika
kita sudah di jalan yang salah, mari berbalik sebelum masa penentuan itu tiba.
Jadikanlah diri
kita sebagai buli – buli yang siap dibentuk. Tidak usah bikin gerakan tambahan.
Carilah wajah TUHAN. Dengarlah firmanNya. Niscaya kita akan dibentuk terus
menjadi bejana kemuliaan yang berguna di hadapan Allah dan manusia hari ini dan
masa kekekalan nanti.
Baru orng pu hidung ni.. barang busuk tapi macam itu yang paling donk suka cium. :) tapi begitu sdh. Thanks untuk pelajarannya selama 1 minggu ini. Jempolan.
BalasHapusMakasih Pasta.. Saya senang dgn kutipan terakhir:
BalasHapusJadikanlah diri kita sebagai buli – buli yang siap dibentuk. Tidak usah bikin gerakan tambahan. Carilah wajah TUHAN. Dengarlah firmanNya. Niscaya kita akan dibentuk terus menjadi bejana kemuliaan yang berguna di hadapan Allah dan manusia hari ini dan masa kekekalan nanti.
Arooo hormat Bapa Odi... TUHAN berkati di Hari Sabat ini ee....
BalasHapus