Selasa, 03 November 2015

Senin, 2 Nopember TANAH LIAT dan TUKANG PERIUK


Sabat yang lalu kita sudah membahas pekabaran Yeremia tentang Tanah Liat dan Tukang Periuk  dan mengetahui bahwa karena pekabaran inilah Yeremia mendapat tantangan dan penderitaan yang berlebihan. Namun dalam minggu ini, pelajaran ini diulang dengan lebih detail untuk melihat pekabaran ini dalam symbol di hari Senin dan nanti di Hari Rabu.


Saat berdiri di bengkel atau pabrik pembuatan keramik (gerabah) dari Tanah liat, Yeremia memperhatikan dengan serius bagaimana posisi tanah liat terhadap pergerakan jari dari tukang periuk. Dari pengamatan ini, Yeremia simpulkan bahwa Tanah liat yang kemudian menjadi keramik yang indah dalam bentuk maupun kualitas adalah tanah liat yang cooperative, tanah liat yang mau pasrah, tanah liat yang mau menurut, dan tanah liat yang mau jalan dalam proses yang sedang dilakukan oleh Tukang Periuk sekalipun tanah liat itu tidak mengerti cara, maksud dan waktu yang digunakan oleh Tukang Periuk dalam proses pembentukannya.

Israel dan Yehuda adalah tanah liat di tangan TUHAN.

Tindakan Penolakan terus menerus untuk dibentuk selalu dilakukan oleh Israel dan Yehuda sekalipun tanah liat itu sudah ada dalam mesin pembuat keramik. Banyak nabi yang diutus TUHAN termasuk Yeremia untuk mengingatkan kumpulan tanah liat ini, tetapi Yeremia dan para nabi mendapat penolakan dan aniaya.

Israel dan Yehuda adalah tanah liat di tangan TUHAN.

Saya dan saudara adalah tanah liat di tangan TUHAN dalam symbol.

Tapi kita semua adalah tanah liat melalui Adam karena manusia itu diciptakan bukan melalui proses BERFIRMAN melainkan lewat proses pembentukan tanah liat untuk menjadi ciptaan termulia bagi maksud Pencipta itu sendiri ( lihat Kejadian 2:7)

Mari kitong lihat proses ini dalam penuturan yang dilakukan oleh Musa saat membukukan cerita ini di kejadian 2:7: “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup”. 

TUHAN ALLAH. Subject Yang membentuk manusia adalah TUHAN Allah (Elohim : dalam bentuk jamak). Untuk pembentukan manusia ini ada Tim ke-Allahan yang bekerja membentuk manusia. Makanya kata TUHAN Allah dalam ayat ini menggunakan kata Elohim (Allah dalam bentuk jamak) sebagai satu Tim kerja.

MANUSIA. Kata Ibrani untuk ‘manusia dalam ayat ini adalah 'âdâm. Sedangkan kata debu tanah itu adalah (Adamah) yang adalah kata yang sama untuk ‘tanah liat’ dalam Alkitab. Jadi ini ada permainan kata yang bagus sekali. Elohim membentuk Adam dari Adamah.

MEMBENTUK. Dalam proses pencinptaan di Kejadian 1, Musa sebagai penulis menggunakan dua kata kerja yang berbeda untuk menggambarkan tindakan Allah menciptakan. Untuk semua ciptaan yang lain sejak hari pertama, Musa menggunakan kata Ibrani Bara (menciptakan dengan berfirman). Tetapi untuk manusia di kejadian 2:7, Musa menggunakan kata Ibrani yaw-tsar' yang berarti membentuk (squeezing into shape or to mould into a form; especially as a potter;). 

Menarik sekali karena dari Kejadian penciptaan manusia saja symbol ini sudah muncul karena di sana terlihat bahwa Allah turun menggunakan Adamah yang tidak ada nilainya untuk menjadi bahan dasar pembuatan Adam. Dalam proses ini Musa menggambarkan Allah Elohim bertindak sebagai potter (tukang periuk) dan melakukan squeezing dan mould into a form.

Apa patokan cetakan (format) dan bentuk apakah yang mau Allah buat saat Mereka (Elohim) membentuk tanah liat itu ?

Kej 1:26  Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia MENURUT gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 
Kej 1:27  Maka Allah menciptakan manusia itu MENURUT GAMBAR-NYA, MENURUT GAMBAR ALLAH DICIPTAKAN-NYA DIA; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 

Ada pengulangan sampai tiga kali ketika Musa melaporkan pembicaraan dan kesepakatan Mereka (Elohim) saat memegang tanah liat (adamah) di tangan mereka untuk menjadikan adamah itu menjadi adam. Setiap pengulangan sampai tiga kali itu pasti punya penekanan yang penting sekali.
Tanah liat di tangan Elohim sebagai Potter itu akan dibentuk menjadi Adam menurut contoh, gambar dan bentuk Elohim itu sendiri.

Hallelujah….

Makanya ketika gambar itu rusak…. Tanah liat itu rusak… keramik itu rusak… Sang Pencipta merasa sedih dan selalu berusaha untuk membentuk kembali ‘gambar dan peta Allah’ yang rusak itu sesuai dengan kesepakatan dan apa yang Mereka (Elohim) lakukan di Eden.

Kerinduan itu diwujud-nyatakan lewat nabi – nabi yang dikirmkan untuk mengingatkan Tanah Liat agar bersedia cooperative untuk dibentuk. 

Masih ada waktu  untuk dibentuk. Kitong ini tanah liat asli. Bentuk yang ada sekarang ini adalah bentuk yang sudah mulai samar – samar, buram dan rusak, tapi kita masih tetap adalah gambar dan rupa Allah yang dibuat dari bahan dasar tanah liat. 

Allah adalah Potter Yang Agung. Ijinkan Dia untuk squeezing dan mould into a form yang asli. Percaya dan cooperative lah dengan Elohim setiap hari maka kita akan dibentuk kembali menjadi bejana yang indah.

Janganlah seperti Israel dan Yehuda dalam ayat – ayat ini:

Betapa kamu memutarbalikkan segala sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya: "Bukan dia yang membuat aku"; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya: "Ia tidak tahu apa-apa"? (Yesaya 26:19)

Ingat. Kita ini tanah liat di tangan TUHAN Pembuat periuk. STOP menyangkal TUHAN. Apalagi mengatakan bahwa TUHAN tidak tahu apa – apa tentang hidup kita.

Seringkali banyak masalah saat ini dan di masa lalu yang membuat jalan dan bentuk hidup kita ini sudah tak beraturan, lalu ketika TUHAN mengingatkan kita untuk cooperative dan datang pada-Nya agar Dia membentuk ulang hidup kita, kita juga seperti Israel dan Yehuda sering katakana bahwa “Ia tidak tahu apa-apa” tentang jalan hidup saya. Sayalah yang tahu apa yang saya jalani. 

Kawan, ingat TUHAN yang pilih bahan dasar itu. Merekalah yang membentuk kitong semua dari tanah liat yang tidak ada nilainya tetapi kemudian menjadi bernilai mahal. 

Mau tahu berapa harga nilai kita di mata Allah ?

Harganya itu lebih mahal dari seisi Surga. Bayangkan saja, untuk saya tanah liat yang berdosa dan rusak inilah Yesus yang adalah harta termahal Surga itu harus dikorbankan untuk membeli saya kembali agar bernilai dan bisa dibentuk kembali untuk Surga.

Mari serahkan diri kita dan cooperative dengan Allah pencipta, maka Dia akan membentuk engkau menjadi bejana yang indah bagi kemuliaanNya.

Marilah datang pada TUHAN. Marilah datang ke rumah TUKANG PERIUK itu dan katakana padanya : Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu. (Yesaya 64:8)

Datang pada TUHAN. Serahkanlah hidupmu pada-Nya agar dibentuk kembali untuk tujuan mulia. 

Rasul Paulus dalam suratnya bagi orang Kristen di Roma, dia katakana bahwa Allah mau membentuk kita kembali sebagai ciptaan yang mulia untuk tujuan mulia : Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia……? (Roma 9:21).

Mari kita memilih untuk cooperative dan pasrah, karena kita ini sebenarnya hanyalah bongkahan tanah liat yang tidak berguna, kotor dan jorok kemarin, tetapi hari ini kita dipilih TUHAN untuk meliwati proses’ yang kadang kala menyakitkan tetapi akan menjadi karya seni yang indah dan berguna.

Mungkin kita akan dibanting, diinjak, dibongkar, diperas, seperti disiksa, dibakar berulang – ulang untuk mengeluarkan air dan sampah yang ada dalam diri kita agar kita siap dibentuk menjadi bejana Kemuliaan di kemudian hari. 

Tidak ada pilihan lain yang lebih mulia dari ini.

Mari pasrahkan diri pada tangan TUKAN PERIUK yang hebat itu hari ini.

Mari serahkan diri kita untuk dibentuk. 

Mungkin karena keadaan dan maksud TUHAN sehingga kita bukanlah bejana yang mulia dalam pandangan pribadi dan orang lain. Mungkin kita ini bukanlah sesuatu yang berharga. Mungkin kita ini hanyalah orang biasa yang tak punya talenta yang hebat  di jemaat kemarin dan hari ini.

Tetapi di tangan TUHAN kita akan jadi bejana yang mulia. Asal kita mau cooperative.

Jangan halangi TUHAN. Serahkan dirimu dan percaya pada tindakan TUHAN yang siap membentukmu dari Clay menjadi bejana kemulianNya.

Mari cooperative dengan TUHAN hari ini dan biarkan dia membentuk engkau dalam tangan terampil-Nya yang penuh kuasa seperti yang telah Mereka (Elohim) lakukan bersama – sama di Eden pada saat membentuk Adamah menjadi Adam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar