Minggu, 08 November 2015

Minggu, 8 Nopember -- SIAPA YANG MAU BERMEGAH ....


Nabi Jeremiah adalah seorang nabi yang dijuliki  ‘The Weeping Prophet’. Nabi yang sering menangis (sering menangis) atau sering meratap. Karena hampir di sepanjang buku Yeremia, penuh dengan tangisan.

Kenapa Yeremia menangis dan Apa yang Yeremia tangisi ?

-          Yeremia menangis di hadapan umat supaya mereka bertobat
-          Yeremia menangis di hadapan TUHAN supaya TUHAN mengasihani dan memberi kesempatan kepada  bangsa ini
-          Tapi juga Yeremia menangis terhadap dirinya sendiri karena aniaya dan kejahatan yang dilakukan umat kepada dirinya saat menyampaikan pekabaran itu.

Kumpulan tangisan Yeremia itu juga yang dibukukan dalam buku yang diberi judul buku ‘RATAPAN’.

Minggu ini kita akan melihat salah satu contoh tangisan Yeremia yang tertulis dalam Yeremia Pasal 9 (Coba baca keseluruhan pasal ini).

Di pasal ini, Yeremia menangis bagi umatnya. Yeremia menangis sampai air mata kering. Sampai dia minta kalau boleh matanya ini jadi air pancuran supaya dia terus menangis. (Yeremia 9:1). Malah sampai su tra sanggup lagi, Yeremia berencana lari saja dan kalau ada rumah di padang gurun mungkin dia mau pergi tinggal saja di sana (ayat 2).

Kenapa Yeremia menangis sampai macam air mata mau kering begitu ?

1.       Jer 9:2. Sebab mereka sekalian adalah orang-orang berzinah, suatu kumpulan orang-orang yang tidak setia.
-         Berzinah secara jasmani dan berzinah secara rohani dengan allah asing.
2.      Jer 9:3  Mereka melenturkan lidahnya seperti busur; dusta dan bukan kebenaran merajalela dalam negeri; sungguh, mereka melangkah dari kejahatan kepada kejahatan, tetapi TUHAN tidaklah mereka kenal.
-         Orang – orang ini jago ‘putar lidah’. Dusta merajalela dalam gereja.
-         Dorang tidak mau ‘kenal (Ibrani: yada) TUHAN’
3.        Jer 9:4  Baiklah setiap orang berjaga-jaga terhadap temannya, dan janganlah percaya kepada saudara manapun, sebab setiap saudara adalah penipu ulung, dan setiap teman berjalan kian ke mari sebagai pemfitnah.
-         Saling curiga di antar teman – teman satu dengan yang lainnya, karena ada teman yang berjalan ke sana kemari sebagai pemfitnah.
-         Saudara sendiri saja su baku jual mungkin sampe su tra bisa baku percaya, karena saudara sendiri saja penipu ulung.
4.      Jer 9:5  Yang seorang menipu yang lain, dan tidak seorangpun berkata benar; mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan dan malas untuk bertobat.
-         Baku tipu terus. Trada satupun yang berkata benar karena mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta dan tra mau bertobat.
5.      Jer 9:6  Penindasan ditimbuni penindasan, tipu ditimbuni tipu! Mereka enggan mengenal TUHAN.
-         Saling baku tindas dan baku tipu… dan enggan mengenal (yada) Allah.

Ada lagi kah ….?

Ini dia : Jer 9:8  "Lidah mereka adalah anak panah yang membunuh, perkataan dari mulutnya adalah tipu; mereka berbicara damai dengan temannya, tetapi dalam hatinya mereka merancang pengadangan terhadapnya".

Orang – orang type ini biasanya bicara di depan dengan teman lain.. tapi dalam hati su ada niat tra baik.

Yeremia menangis dan terus memberitahu hal yang harus mereka robah dalam kehidupan bersaudara, kehidupan social bermasyarakat maupun kehidupan berjemaat.

Kalau tidak maka mereka kan dihancurkan.
Kehancuran sudah di depan mata. Mereka akan menangis dan meratap. Puteri – puteri Yerusalem akan berhenti menyanyi tetapi mereka akan meratapi kehancuran Yerusalem dan terus menangis hingga di tempat pembuangan.

Jer 9:11  Aku akan membuat Yerusalem menjadi timbunan puing, tempat persembunyian serigala-serigala; Aku akan membuat kota-kota Yehuda menjadi sunyi sepi, tidak berpenduduk lagi."

Bahkan  Yeremia bilang : Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan memberi bangsa ini makan ipuh dan minum racun. (Yer 9:15)


Tangisan dan pekabaran Yeremia ini jelas dan tegas. Tetapi justru karena itu Yeremia terus dianiaya dan bahkan nyaris dibunuh.
Pekabaran itu jelas tapi bangsa ini tidak merasa bahwa mereka itu ditegur.
Pekabaran ini jelas tetapi dosa putar – putar lidah ini sudah mengakar dalam diri dan susah dirubah.
Pekabaran ini jelas tapi bangsa ini sudah biasa hidup dengan berniat jahat terhadap sesame saudara dan tetangga.

Pekabaran dalam tangisan ini jelas, tapi bangsa ini merasa bahwa mereka aman – aman saja.

Pekabaran ini jelas tetapi bangsa ini terlalu SOMBONG, MAKAN PUJI DAN SELALU BERMEGAH……

Mereka tidak mau ditegur.

Mereka merasa diri selalu benar dan tahu segalanya.

Mereka salah mengerti dan tidak mengenal TUHAN dan pekabaran TUHAN lewat hambaNya Yeremia.

Pekabaran ini jelas tetapi bangsa ini terlalu SOMBONG, MAKAN PUJI DAN SELALU BERMEGAH…… Mereka suka sombong dan bermegah dalam tiga hal ini  : ”… bermegah karena KEBIJAKSANAANNYA, janganlah orang kuat bermegah karena KEKUATANNYA, janganlah orang kaya bermegah karena KEKAYAANNYA, (Yeremia 9:23)

Mereka selalu sombong, makan puji, suka bermegah dan tidak mau ditegur karena menganggap bahwa mereka punya KEBIJAKSANAAN (WISDOM) / HIKMAT tentang Taurat dan TUHAN karena mereka umat pilihan.

Mereka selalu sombong, makan puji, suka bermegah dan bikin seenaknya dalam jemaat, dalam kumpulan social, dalam kehidupan berorganisasi karena dorang pikir dorang kuat dengan kekuatan yang menopang mereka untuk terus semena – mena bertindak. Mereka bermegah dan makan puji karena kekuatannya.

Mereka selalu sombong, makan puji, suka bermegah dan bikin seenaknya karena mereka punya KEKAYAAN. Mereka ini kumpulan orang yang kebal aturan dan kebal disiplin karena hamba – hamba TUHAN sering takut sama orang jenis ini. Sebab kekayaan merekalah yang mengatur hamba – hamba TUHAN sehingga tak bisa ditegur jika sudah dalam keadaan salah. Mereka bermegah karena kekayaannya.

Tiga hal ini begitu dibanggakan oleh orang Israel jasmani bahkan juga Israel Rohani. Mereka tidak mau ditegur karena mereka SOMBONG.

Mereka punya kesalahan sudah dilist dengan baik, tapi mereka rasa bahwa KEBIJAKSANAAN, KEKUATAN DAN KEKAYAAN dapat membentengi mereka dalam segala hal.

Speaking on behalf of Yahweh, Jeremiah described the things that men normally glory in - wisdommightriches. Perhaps for a modern age Jeremiah would have added fame as a fourth thing that men take glory in by nature

Kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan ada tempatnya, tetapi bersandar pada hal – hal ini, khususnya di tengah – tengah malapetaka, atau saat kematian membayangi, adalah percuma, tidak berarti dan hampa.

Lalu.. apa nasihat TUHAN :

Jer 9:24  tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia MEMAHAMI DAN MENGENAL Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."

Stop makan puji karena kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan tetapi hendaklah bermegah karena MEMAHAMI dan MENGENAL TUHAN.

Kesalahan terbesar Yehuda dan Israel sebagai umat kepunyaan Allah adalah karena mereka gagal memahami dan mengenal Allah mereka sendiri.

Sekali lagi, adalah mudah bagi kita hari ini untuk menggelengkan kepala kita atas kedegilan hati mereka. Tetapi ingatlah ayat ini : “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba (1 Korintus 10:11).

Contoh – contoh ini ada juga di tengah – tengah kita hari ini. Kalau Yeremia ada hari ini, pasti Yeremia juga masih akan menangis dengan ratapan yang sama untuk hal yang sama dengan Israel waktu itu :

1.       Jer 9:2 Sebab mereka sekalian adalah orang-orang berzinah, suatu kumpulan orang-orang yang tidak setia.
-         Berzinah secara jasmani dan berzinah secara rohani dengan allah asing.
2.      Jer 9:3  Mereka melenturkan lidahnya seperti busur; dusta dan bukan kebenaran merajalela dalam negeri; sungguh, mereka melangkah dari kejahatan kepada kejahatan, tetapi TUHAN tidaklah mereka kenal.
-         Orang – orang ini jago ‘putar lidah’. Dusta merajalela dalam gereja.
-         Dorang tidak mau ‘kenal (Ibrani: yada) TUHAN’
3.        Jer 9:4  Baiklah setiap orang berjaga-jaga terhadap temannya, dan janganlah percaya kepada saudara manapun, sebab setiap saudara adalah penipu ulung, dan setiap teman berjalan kian ke mari sebagai pemfitnah.
-         Saling curiga di antar teman – teman satu dengan yang lainnya, karena ada teman yang berjalan ke sana kemari sebagai pemfitnah.
-         Saudara sendiri saja su baku jual mungkin sampe su tra bisa baku percaya, karena saudara sendiri saja penipu ulung.
4.      Jer 9:5  Yang seorang menipu yang lain, dan tidak seorangpun berkata benar; mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan dan malas untuk bertobat.
-         Baku tip uterus. Trada satupun yang berkata benar karena mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta dan tra mau bertobat.
5.      Jer 9:6  Penindasan ditimbuni penindasan, tipu ditimbuni tipu! Mereka enggan mengenal TUHAN.
-         Saling baku tindas dan baku tipu… dan enggan mengenal (yada) Allah.

Ini satu lagi : Jer 9:8  Lidah mereka adalah anak panah yang membunuh, perkataan dari mulutnya adalah tipu; mereka berbicara damai dengan temannya, tetapi dalam hatinya mereka merancang pengadangan terhadapnya.

Bicara di depan dengan teman lain.. tapi dalam hati su ada niat tra baik.

Yeremia menangis dan terus memberitahu hal yang harus mereka robah dalam kehidupan bersaudara, kehidupan social bermasyarakat maupun kehidupan berjemaat.

Pilihan untuk berobah adalah pilihan kita malam ini.

Jika tidak maka pengalaman Israel dan Yehuda juga PASTI akan menjadi bagian kita.

Jangan bermegah dengan Predikat Umat Pilihan, Umat Allah dan Umat terakhir… tidak menjamin kita untuk luput dari malapetaka yang akan datang jika kita tidak bertobat.

Apalagi mau bermegah dengan Kepintaran, kekuatan dan kekayaan.

Ingat kesimpulan Nabi Yremia :

Jer 9:23  Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,

Jer 9:24  tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."

Sabtu, 07 November 2015

Pelajaran VII 'KRISIS BERLANJUT" - Sabat Petang

'GORESAN KECIL' SEKEDAR TAMBAHAN UNTUK PEL. SS. DEWASA PEKAN KE-VII, 7-13 Nopember 2015:: "KRISIS BERLANJUT”.

SABAT PETANG,
7 NOPEMBER

Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia MEMAHAMI dan MENGENAL Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." (Jeremiah 9:23,24)

Berapa di antara saudara yang KENAL sama kepala Kampung di mana saudara tinggal ? Berapa yang Kenal sama Kepala Distrik ? Gubernur Papua  atau Papua Barat? Kenal Ketua Daerah Missi Papua ? Atau kenal Ketua GC Pst Ted Wilson ? Kenal Pimpinan Penerbangan Advent Indonesia di Doyo Baru ? Kenal Pastor Darron Boyd? Atau ada yang kenal Pak Ahok ? Bahkan Kenal Presiden Joko Widodo atau Barack Obama ? Berapa yang Kenal Boaz Salosa ? Berapa yang kenal Christiano Ronaldo ? Berapa yang kenal Lionel Messi ?

Atau berapa yang kenal Jessica Iskandar ? Kenal Julia Perez atau Raffi Ahmad bahkan Ayu Tingting di acara Facebookers ?

Pasti hampir semua kita MENGENAL dengan baik semua nama di atas bukan ? Apalagi jika kita tanya anak – anak remaja untuk nama artis, pemain bola, pemain film atau siapa saja idola mereka, pasti mereka akan katakan bahwa mereka MENGENAL sang Idola itu.

Kita sering bangga sekali jika orang Tanya dan kita bisa jawab bahwa kita mengenal Kepala Kampung. Kita bangga apalagi kalau kita punya kedekatan dengan Gubernur Papua atau kepala Distrik.. atau kepala Dinas… Walikota Jayapura…. Dan yang lainnya… pasti kita bangga bahkan Alkitab bilang seringkali kita malah ‘bermegah’.

Tetapi… jika pertanyaan berikut ini kita ajukan kembali : “APAKAH SEMUA NAMA DI ATAS ITU MENGENAL ENGKAU ?”

Apakah dorang semua itu kenal saudara ?

Berapa persen kah yang bisa menjawab YA ?

-------

Nasihat di ayat ini yang menjadi dasar pembelajaran kita minggu ini adalah : “tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia MEMAHAMI dan MENGENAL Aku” (Yer. 29:24)

Kata MEMAHAMI (Understand) dan MENGENAL (KNOW) dalam ayat tema dari pelajaran kita minggu ini akan membuka pemahaman kita sesungguhnya yang sering gagal dalam MEMAHAMI dan MENGENAL.

Mereka punya semuanya tetapi mereka gagal MEMAHAMI dan MENGENAL TUHAN.

Kata memahami dalam ayat ini berasal dari bahasa Ibrani | sakal | yang artinya Understand. Mengerti. Punya pemahaman intelektual yang didapat melalui belajar firman TUHAN.

Sedangkan kata MENGENAL berasal dari kata Ibrani |yada| yang punya arti dalam dan lebih dari sekedar pengenalan luar saja. Kata |yada| bagi orang Ibrani adalah kata yang dikhususkan ketika seseorang itu saling mengenal secara mendalam. Kaya yada ini dipakai untuk menerangkan Sepasang suami isteri yang telah menikah lama akan saling yada (kenal)

Kalau kita bilang bahwa kita MENGENAL (yada) Presiden Jokowi maka Orang Ibrani akan yakin bahwa itu berarti Presiden Jokowi juga mengenal kita. Sehingga kalau ada orang Tanya ke Presiden Jokowi : “Pak Presiden, apakah engkau kenal Kepala Sekolah Advent Argapura?” Maka otomatis jawabannya spontan sambil senyum tanpa berpikir beliau akan katakana: “Ohh itu aku kenal, namanya Harold Oijaitou, anaknya dua, pegawai Mission, sudah kerja sekian tahun dan sebagainya dan sebagainya….” Dengan lancar pasti Pak Presiden bisa bilang secara detail.

Mengenal (yada)  pak Presiden memiliki arti bahwa Pak Presiden juga yada saya…. Dan bukan hanya sekedar yada…. Tapi Memahami juga.

Tetapi ini kan kenyataannya tidak seperti itu ka ? kita mengenal hanya satu arah saja. Kita mengaku mengenal mereka semua, tetapi Julia Perez dan Ayu Tinting tidak saya, padahal saya kenal mereka semua.. termasuk Valentino Rossi dan Marc Marquez.

-------------


Kita sudah tiba di Pelajaran ke-VII minggu ini.  Sudah banyak pekabaran yang kita lihat. Ada yang tegas dan keras. Ada yang lembut penuh permohonan. Ada yang langsung to the point tetapi ada juga yang menggunakan symbol tapi penuh makna yang dalam.

Namun, sekalipun pekabaran sudah begitu banyak disampaikan melalui para nabi di berbagai tempat dan waktu, tetapi bangsa ini tidak mau bertobat, bahkan mereka kembali berbalik untuk menyerang dan menganiaya para nabi termasuk Yeremia.

Krisis itu berlanjut bagi nabi ini. Krisis dari dalam dan krisis dari luar. Tetapi ganjaran bagi bangsa ini juga akan terus berlanjut. Ganjaran dari TUHAN karena mengabaikan teguran dan cinta kasih TUHAN yang selalu rindu mencari mereka dengan kasih dan perhatian.

Oh seandainya bangsa ini mengerti, menerima dan bertobat serta berbalik kepada TUHAN. Kesempatan untuk bertobat itu selalu ada. Bahkan saat sesudah mereka melakukan begitu banyak kesalahan dan kejahatan sekalipun namun pintu kepada penebusan dan keselamatan tidaklah tertutup. Pintu tetap terbuka namun mereka dengan sombong berjalan dan mengambil sikap menolak untuk berjalan masuk melalui pintu itu.

Ada kenyataan yang menyedihkan di Yeremia  9 yang menjadi pasal kita minggu ini selain Yeremia 10 & 26. Ada kenyataan menyedihkan sekali di sana. Kondisi Yehuda yang selalu mengklaim dirinya adalah umat pilihan Allah tapi ternyata mereka salah menilai diri mereka.

Kira – kira ada apa sebenarnya dengan umat TUHAN ini ?

Apa yang kurang sebenarnya pada mereka ?

Berkat TUHAN selalu ada. Jaminan keselamatan selalu ada. Penyertaan TUHAN selalu nyata.

Apa lagi yang kurang ?

Pengetahuan tentang Hukum Taurat ada pada mereka secara khusus. Apa lagi yang kurang ?

Ayat tema sepanjang minggu ini memberitahu alasan mengapa sampai mereka susah sekali untuk berbalik berjalan sesuai dengan jalan TUHAN.

Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." (Jeremiah 9:23,24)

Ohh yahh… sebagai umat pilihan Allah, Israel dan Yehuda sering bermegah (baca: Sombong, makan puji, kapala besar, bangga, telalu yakin) dengan kebijaksanaan, kekuatan, dan kekayaan mereka. Tadinya mereka adalah tanah liat biasa, tetapi TUHAN telah membentuk mereka melalui proses dan melengkapi serta menghiasi mereka dengan kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan sehingga terlihat sebagai bejana yang mulia di antara bangsa – bangsa lain…tetapi mereka akhirnya meninggalkan TUHAN (Tukang Periuk) dan berbalik serta beremegah karena semua yang ada pada mereka dan bahkan menjadikan itu sebagai idol (berhala) mereka.

Nasihat di ayat ini yang menjadi dasar pembelajaran kita minggu ini adalah : “tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia MEMAHAMI dan MENGENAL Aku” (Yer. 29:24)

Mereka punya semuanya tetapi mereka gagal MEMAHAMI dan MENGENAL TUHAN.

Makanya Krisis itu akan berlanjut…. Sampai periuk itu hancur berkeping – keeping, siap dibakar di Lembah Ben-Hinom.

Apakah saudara mengenal TUHAN ? Apakah saudara sering berbicara dengan orang yang saudara kenal ? apakah saudara sering memberi kesempatan mendengar Dia berbicara kepada saudara ? Apakah saudara memahami Dia ? Apakah saudara selalu berjalan dengan Dia ? Ataukah kita hanya mengenal dia setiap Sabat saja ? Atau hanya menjelang Perjamuan saja ? Atau nanti saat kita sakit saja ?

Jangan sampai TUHAN katakan : “Maaf aku tak mengenal kamu, kam stop mengaku – mengaku kenal ….. kam kenal tapi kam gagal memahami kehendak-Ku….. dan maaf Aku tak mengenal kamu……karena kamu tak Mempunyai hubungan yang erat seperti arti kata Mengenal (yada) itu sendiri”.

Selamat belajar di minggu ini. mari pastikan kita berusaha MEMAHAMI dan MENGENAL TUHAN karena Yeremia tulis begini  : Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia MEMAHAMI dan MENGENAL Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." (Jeremiah 9:23,24)





Kamis, 05 November 2015

JUMAT, 6 Nopember -- PENDALAMAN:: 'Pukul tembok, kena tiang”


 Ada kitong punya istilah di Papua, “Pukul tembok, kena tiang”. Ini adalah ungkapan yang sering diucapkan ketika ada nasihat atau saran yang seolah – olah ditujukan kepada orang lain, tetapi semua yang mendengar tahu bahwa itu sebenarnya ditujukan kepada seseorang yang ada di situ.

Dalam situasi yang lain, ketika ada nasihat yang disampaikan, selalu dibungkus dengan cerita  yang putar ke sana kemari tetapi tidak sampai pada sasaran sehingga bikin gemas yang mendengarkannya Orang Manado bilang 'Ondo pelang-pelang"..

Tapi ada juga yang pembicara yang punya kemampuan untuk langsung pada sasaran. Kitong biasa bilang “dia bidik kena pas di testa ehh…” atau “ko pu bidik – bidik ini pas kena jantung ehh”.

Tetapi tidak semua orang bisa seperti itu. Tidak semua pembicara bisa seperti itu. Tidak semua guru bisa seperti itu. Tidak semua anggota majelis jemaat bisa seperti itu. Apalagi kitong dengan budaya ketimuran yang kental, kita seringkali pake ‘rasa begini dan rasa begitu’ sehingga kita selalu ‘bijak sana dan bijak sini’.

Di sisi yang lain pula, ada pendengar yang suka ditembak langsung dan tak mau putar sana putar sini. Tapi ada pendengar juga yang harus diantar pakai cerita symbol supaya bisa mengerti.

Makanya, penggunaan cerita yang membungkus sebuah teguran dengan sebuah sindiran, seringkali dibungkus secara simbolis dengan symbol. Ada yang pukul tembok kena tiang, ada yang putar ke sana kemari dan tak kena sasaran, tapi ada yang bidik pas di jantung.

MARI KITA LATIHAN…

Saya coba bikin eksperimen sebuah cerita symbol malam ini. Ini cerita symbol saya :
“Adoh malam2 nih masuk rumah nih dari ruang tamu so dapa cium bau busuk. Ternyata gara2 lampu padam sampe kulkas rusak dan ikan ekor kuning rusak jadi bau busuk eh. Padahal sudah tersimpan rapih sekali di lemari es.
Ternyata biar mo simpan rapi ley, tapi kalau barang busuk itu satu saat nanti akan ketahuan. Sedangkan barang seperti durian yang harum dan manis itu saja bisa gampang tercium, apalagi yang busuk.

Apa maknya simbolnya:
Sa cuma mau bilang.... yang baru belajar main sembunyi2 ditambah dengan yang su selalu main di area ini tapi belum bertobat.... mending stop sudah yoo. Biar mo simpan rapih ley.... nanti satu saat akan bau juga sampai di ruang tamu...kalau cuma sampe di ruang kamar atau dapur trapapa..... tapi kalu su di ruang tamu apalagi so di halaman tetangga .... itu bisa parahh ......

Saya so pernah alami.... jadi sa kas tahu kam yang blum bertobat hheheheh... kitong kan harus jadi teladan... Nabi Yeremia bilang : "Sebelum buli - buli dari tanah liat itu dihancurkan berkeping-keping di lembah TPA Ben-Hinom, mending berbalik dan berjalan dalam taurat TUHAN.

#‎Edisi belajar bahasa Simbol seperti Yeremia.... tapi.....Derita Angkat sampah ikan busuk malam2 nih sesuatu sekali....*

Yes… itu cerita saya malam mini. Tapi waktu menulisnya itu saya beberapa kali edit kata-katanya dan berdoa beberapa kali sebelum posting. Saya takut jang sampe ada yang tersinggung lagi dan kemudian memusuhi saya. Adooh saya punya musuh su banyak jadi jang lagi ada bergabung hanya gara-gara cerita ini.

Inilah kondisi yang dialami oleh Yeremia. Maju kena mundur kena. Makanya Yeremia bertekad untuk maju. Tetapi maju dengan pekabaran yang dibungkus dengan cerita – cerita pendek sebagai symbol bagi satu pekabaran tentang kedaulatan dan kasih TUHAN.

Symbol biasanya merupakan obyek yang mewakili sesuatu yang lain. Tindakan simbolis mampu mengkomunikasikan realitas yang kompleks dan abstrak dalam cara yang sangat ringkas dan sederhana.

Minggu ini kita sudah belajar tentang symbol Ular dan ular tembaga, pembuatan buli – buli dari tanah liat, pembelian buli – buli yang ingkar pada TUHAN sehigga tiba pada titik di mana buli – buli itu harus dipecahkan di Tempat Sampah Lembah Ben-Hinom untuk menjadi sampah yang dibakar di gehena (neraka).

Tujuan utama dari pekabaran dengan symbol ini adalah untuk menyederhakan dan MENGKOMUNIKASIKAN realitas kebenaran Allah dan karakter Allah yang memang masih terlalu tinggi dan tak terselami itu sehingga boleh diturunkan dan dimengerti oleh Umat Pilihan Allah yang ada dalam dunia berdosa yang terbatas dalam pemikiran dan tindakan.

Kemungkinan Yeremia adalah nabi yang paling banyak menggunakan symbol dalam penyampaian pekabarannya. Sepanjang buku Yeremia kita akan temukan hamper 10 symbol yang digunakan untuk menerangkan kebenaran dan karakter Allah bagi Israel yang kiranya juga menjadi pelajaran berharga buat kita Israel Modern.

Mari selidiki firman TUHAN terus setiap hari. Temukanlah pekabaran yang actual maupun simbolis  di sana. Terimalah itu dengan hati terbuka, niscaya kita akan terus ada dalam jalan TUHAN yang benar. Jika kita sudah di jalan yang salah, mari berbalik sebelum masa penentuan itu tiba.

Jadikanlah diri kita sebagai buli – buli yang siap dibentuk. Tidak usah bikin gerakan tambahan. Carilah wajah TUHAN. Dengarlah firmanNya. Niscaya kita akan dibentuk terus menjadi bejana kemuliaan yang berguna di hadapan Allah dan manusia hari ini dan masa kekekalan nanti.

Rabu, 04 November 2015

KAMIS, 5 Nopember - IKAT PINGGANG LENAN

Symbol yang terakhir minggu ini adalah ikat pinggang lenan (Yeremia 13).

TUHAN menyuruh Yeremia pergi MEMBELI ikat pinggal Lenan yang kemudian diikatkan pada pinggangnya beberapa waktu. Sesudah itu datang firman TUHAN Kedua kalinya kepada Yeremia, ambil ikat pinggang yang ada di pinggang Yeremia dan pergi ke SUNGAI EFRAT dan simpan di celah – celah bukit batu di sana.

Setelah beberapa waktu lamanya, TUHAN berfirman lagi untuk ketiga kalinya untuk pergi ke sana mengambil ikat pinggang lenan itu kembali, dan ternyata ikat pinggang itu ‘sudah lapuk dan tidak berguna sama sekali’.
Pelajaran tentang ikat pinggang ini terjadi di sekitar 597 SM, saat pemerintahan Yoyakim yang didampingi oleh ibu suri yang namanya Nehusta yang mengantar bangsa ini pada kemerosotan moral dan rohani yang dalam.

Ikan pinggang Lenan melambangkan Yehuda. Bangsa yang dibeli dari Mesir dan berada dekat seperti ikat pinggang yang terikat di pinggang Imam yang kudus, maka bangsa Israel itu berada dekat dengan TUHAN untuk sekian waktu lamanya. Tetapi kemudian karena pemberontakan bangsa ini maka bangsa ini dijual kembali ke Sungai Efrat

Kontradiksi tentang sungai Efrat.

Para ahli Alkitab berbeda pendapat tentang Sungai Efrat yang muncul dalam symbol ini. Ada beberapa pandangan :
1. Sungai Efrat di sini adalah benar – benar sungai Efrat yang ada di Babylon di mana bangsa Israel dan Yehuda nanti akan dibuang di sana selama 70 tahun. Padahal point terdekat dari aliran sungai Efrat itu jauhnya 538 km, dan apakah mungkin Yeremia harus 4 kali menempuh jarak yang sama ?
2. Efrat dalam pasal ini adalah sebuah wadi (sumber air panas) di dekat kota Yerusalem.
3. Efrat adalah yang ditulis di sini telah mengalami scribal error di mana yang dimaksudkan adalah Parah (nama salah satu tempat yang ada aliran sungai di Yehuda).
4. Bisa juga mungkin yang dimaksudkan adalah Paran.
5. Kata Ibrani untuk Sungai adalah Perath yang juga adalah kata yang sama untuk Efrat. Jadi itu mungkin hanyalah sungai dan bukan sampai ke sungai Efrat.
6. Banyak juga ahli yang menganggap bahwa ini Cuma penglihatan saja dan bukan real, karena mana mungkin jarak itu harus ditempuh berulang kali oleh Yeremia.

Tetapi apapun kesimpulan yang diterima, ini adalah symbol yang mengandung makna yang dalam bagi Yehuda.

Bangsa ini tadinya adalah umat kesayangan TUHAN, seperti ikat pinggang lenan pada pinggang imam. Betap murninya, sucinya dan betapa disayangnya bangsa ini dan dekat dengan TUHAN pada awalnya. Mereka dibeli dari Mesir yang tadinya adalah budak di sana. Ada tangan kuasa TUHAN Yang telah menuntun mereka untuk menjadikan mereka ‘bangsa yang kudus, dan imamat yang rajani’.

Tetapi karena ketidak menurutan mereka kepada TUHAN seperti yang tergambar dalam ayat – ayat di pasal 13 dan pasal – pasal yang lain, maka bangsa ini akan dibawah ke Sungai Efrat (lambang Babylon) untuk disimpan di sana, ditawan di sana, diberi pelajaran di sana sampai lapuk (70 tahun) dan tak berguna lagi. Dan betapapun jauh dan lamanya ikat pinggang lenan itu disimpan, satu saat nanti akan dibawa kembali.

Apa arti rohani dari symbol ini?

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. (1 Petrus 2:9).

Seperti Israel dan Yehuda, kita semua juga telah dipanggil keluar dari perbudakan dan kegelapan dosa untuk dipilih menjadi kesayangan TUHAN. Petrus bilang ‘umat kepunyaan Allah sendiri’ melalui penciptaan dan penebusan.

Kita ini disiapkan untuk selalu menjadi bangsa yang kudus seperti ikat pinggang lenan di pinggang imam dalam tugas pelayanan di kaabah. Kita juga ini terpilih untuk menjadi bukan sekedar imam tetapi imamat yang rajani.

Apa makna lain lagi ?

Sebab seperti ikat pinggang melekat pada pinggang seseorang, demikianlah tadinya segenap
kaum Israel dan segenap kaum Yehuda Kulekatkan kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN, supaya mereka itu menjadi umat, menjadi ternama, terpuji dan terhormat bagi-Ku. Tetapi mereka itu tidak mau mendengar." (Yeremia 13:11)

Israel disiapkan TUHAN, dibeli dari Mesir untuk menjadi umat, menjadi ternama, terpuji dan terhormat bagi TUHAN, TETAPI MEREKA TIDAK MAU MENDENGAR.

Persoalan utama mengapa sampai Ikat pinggang itu harus dibawah jauh ke sungai Efrat untuk mendapat pelajaran di sana adalah karena persoalan MENDENGAR (pelajaran SS bebarapa sabat yang lalu).
Israel dan Yehuda tidak mau mendengar Firman TUHAN. Tidak mau menurut TUHAN dan memilih untuk mengikuti dewa – dewa Baal dan dewa asing yang tidak pernah dan tidak sanggup menyelaatkan mereka.

Apa makna rohani bagi kita ?

Semua kita adalah bangsa yang terpilih, pribadi yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah yang dipanggil untuk menjadi ternama, terpuji dan terhormat. Ini janji yang indah di pelajaran hari ini. kita dipanggil dalam kapasitas ini untuk satu tugas yaitu ‘supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib’.

Jangan sia-siakan panggilan ini.

Jangan tunggu sampai masa waktu pilihan Allah itu berakhir dan kita dibuang seperti ikat pinggang lenan yang lapuk dan menjadi tidak berguna.

Sekaranglah waktunya untuk selalu dekat dengan TUHAN seperti ikat pinggang ini. jangan jauhkan diri dari TUHAN karena persoalan apapun.

Kadangkala ada persoalan pribadi. Persoalan pelayanan. Persoalan jabatan .persoalan kekeluargaan. Persoalan pekerjaan. Persoalan pergaulan dan banyak persoalan lain yang membuat kita enggan untuk datang kepada TUHAN.

Kadangkala ada juga kebutuhan – kebutuhan yang membuat kita mengambil keputusan yang salah dan tidak sesuai dengan prinsip kebenaran TUHAN.

Dalam Perjanjian Baru, rasul Paulus menggambarkan Kebenaran itu seperti ikat pinggang.

Kebenaran itu harus terikat erat dengan kita. Tetapi kebenaran kita itu akan tetap bersama kita jika itu terus dijaga terikat pada pinggang kita SETIAP HARI dan bukan hanya pada hari Sabat saja.

Jangan biarkan ikat pinggang lenan itu menjadi lapuk dan tak berguna.

Ada masa di mana Allah alam kemaha-tahuanNya akan memutuskan untuk tidak lagi menggunakan kain lenan itu pada pinggangNya, dan membiarkan kain lenan itu menjadi lapuk dan tak berguna. Itu bukan Karena Allah itu tidak kasih, melainkan karena Allah tahu bahwa usaha apapun yang dilakukan olehNya untuk mempertahankan kain lenan itu semua sia – sia karena kain lenan itu lebih memilih untuk tidak berada di pinggan imam yang kudus.

Doa kita hari ini adalah biarlah hari ini kita jalan dengan ikat pinggang kebenaran. Biaralh hidup kita hari ini juga ada di dekat Allah. Biarlah kita terus mencari kedekatan dengan TUHAN. Biarlah kita menyadari panggilan sebagai umat yang terpilih, bangsa yang kudus, imamat yang rajani yang dipanggi untuk menceritakan perbuatan – perbuatan besar dari TUHAN sekarang. Sekarang artinya bukan besok.

Semua kita adalah bangsa yang terpilih, pribadi yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah yang dipanggil untuk menjadi ternama, terpuji dan terhormat. Ini janji yang indah di pelajaran hari ini. kita dipanggil dalam kapasitas ini untuk satu tugas yaitu ‘supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib’.

Jangan sia-siakan panggilan ini.

Jangan tunggu sampai masa waktu pilihan Allah itu berakhir dan kita dibuang seperti ikat pinggang lenan yang lapuk dan menjadi tidak berguna.



RABU, 4 Nopember - MENGHANCURKAN BULI - BULI TANAH KECIL
Satu saat menjelang batas kesabaran TUHAN terhadap umat pilihan-Nya, Yeremia disuruh kembali pergi ke tempat pembuatan keramik (periuk) dan membeli ‘buli-buli yang dibuat dari tanah’. (Yeremia 19:1);

‘Buli-buli yang dibuat dari tanah’ (clay bottle) itu dalam bahasa Ibrani disebut ‘baqbuq’ (gaya bahasa onomatopoeic). 

Onomatopoeic adalah kumpulan kata benda yang dinamakan berdasarkan bunyi yang dihasilkan oleh benda itu. ‘‘buli-buli yang dibuat dari tanah’ ini kalau berisi air dan dituangkan akan berbunyi ‘baq buq baq buq’ (seperti suara air keluar dari botol atau dikumur di tenggorokan), makanya orang ibrani menamakan ‘buli-buli yang dibuat dari tanah’ itu dengan sebutan ‘baqbuq’. 

 Buli – buli kecil ini sangat rapuh dan gampang pecah dan jika sudah pecah, tidak bisa diperpaiki lagi. It ‘baqbuq’ was easily broken and could not be repaired if broken. Buli – buli kecil ini biasanya setinggi 4 – 10 Inci. Tidak terlalu besar. 

‘buli-buli yang dibuat dari tanah’ ini kemudian jadi SYMBOL yang nantinya akan digunakan TUHAN untuk menyampaikan kebenaran dan tegurannya melalui nabi Yeremia. Yeremia pergi ke rumah tukang periuk, membeli ‘buli-buli yang dibuat dari tanah’ lalu Yeremia mengajak “……..beberapa orang tua-tua bangsa itu dan beberapa orang imam yang tertua… kemudian berangkatlah ke Lembah Ben-Hinom yang di depan pintu gerbang Beling, (Yeremia 19:1,2) dan tunggu di sana untuk menyampaikan pekabaran teguran terakhir (pelajaran hari Selasa) yang akan disampaikan TUHAN di lembah Ben-Hinom itu. 

Yeremia membeli ‘buli – buli kecil yang dibuat dari tanah’, mengajak tua – tua bangsa dan imam, berdir di Lembah Hinom lalu sampaikan semua teguran terakhir, ajakan terakhir, himbauan terakhir bagi umat pilihan. 

 Lembah Ben Hinom (nama lain dari Tofet) ada di sebelah Selatan Yerusalem. Tadinya tempat ini adalah tempat penyembahan berhala yang besar. Tapi di jaman raja Yosia, tempat ini dibongkar dan dibakar habis dengan para nabi baal dan tiang – tiang baal mereka. Setelah itu itu, tempat ini dijadikan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah dari kota Yerusalem. Semua yang tidak berguna akan ada di sana untuk dibuang dan dibakar yang asapnya naik terus sampai sampah itu habis terbakar. Itulah Lembah Ben-Hinom. Sesudah itu…….. Yeremia… dimintakan TUHAN untuk “selanjutnya pecahkanlah buli-buli itu di depan mata orang-orang yang turut bersama-sama engkau”. (Yeremia 19:10). 

 Di tempat pembakaran sampah di Ben – Hinom (Tophet), Yeremia memecahkan buli – buli kecil ini hingga berkeping – keeping lalu membuangnya di tempat perapian yang masih menyala, tempat pembuangan sampah untuk terbakar jadi abu. 

Apa arti symbol ini ?

Clay kecil dengan leher panjang yang cantik, ternyata tak berguna dan semakin jauh dari TUHAN, makanya akan menerima ganjarannya. Katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Demikianlah akan Kupecahkan bangsa ini dan kota ini, seperti orang memecahkan tembikar tukang periuk, sehingga tidak dapat diperbaiki lagi. Dan Tofet akan menjadi tempat penguburan, karena tidak ada tempat lain untuk menguburkan.
Jer 19:12 Begitulah akan Kulakukan kepada tempat ini, demikianlah firman TUHAN, dan kepada penduduknya. Aku akan membuat kota ini seperti Tofet: Jer 19:13 rumah-rumah Yerusalem dan rumah-rumah para raja Yehuda akan menjadi najis seperti tempat Tofet, yakni segala rumah yang di atas sotohnya orang membakar korban kepada segala tentara langit dan mempersembahkan korban curahan kepada allah lain." Oh kasiaan….
Periuk kecil yang cantik dengan leher yang indah itu ternyata tidak punya daya apa – apa. Ketika jatuh dan hancur, pasti hancur berkeping – keeping. Dan jika sudah hancur tiada harapan, maka tidak ada gunanya lagi selain dibuang di TPA Thopet – Lembah Ben Hinom.
Dalam Perjanjian Baru, Lembah Ben-Hinom digunakan sebagai symbol tempat api Neraka yang kekal. Tempat itu disebuh Gehenna atau Sheol dalam bahasa Ibrani. Di tempat inilah sampah yang tak berguna dan tak bisa didaur ulang akan dibakar sampai habis ‘baru apinya berhenti’. Pelajaran sederhana dari symbol buli – buli tanah yang dipecahkan ini sebenarnya sudah dapat dimengerti oleh tua – tua bangsa dan tua – tua imam. Tetapi …. Mereka masih menganggap bahwa mereka mahal, indah dan anti pecah. Tidak ada yang anti pecah. Dan ingat, kalau tak ada pertobatan maka satu saat akan jatuh dan pecah tidak ada sisa (berkeping – keeping). Kenapa tua – tua bangsa dan beberapa imam yang tertua yang dipanggil untuk melihat symbol beserta amarannya ? Hanya TUHAN yang tahu. Tetapi saya menduga bahwa penyebaran dosa ini sudah systemic dan itu diketahui, dikontrol bahkan dilakukan oleh para pemimpin, tua – tua bangsa di istana kerajaan dan di kaabah Yerusalem, sehingga semua itu jadi contoh yang dengan gampang dituruti oleh umat manusia. Buli – buli tanah kecil ini harusnya bisa memainkan peran penting dalam mengisi air agar memenuhi kebutuhan dahaga, tetapi mungkin buli – buli kecil yang cantik ini sudah tak peduli tugasnya sebagai ‘baqbuq’ untuk memberi kesejukan jasmani dan rohani. Karena buli –buli tanah yang kecil ini tak lagi berfungsi maka ini harus dihancurkan berkeping – keeping di lembah Ben-Hanom dan dibiarkan terbakar di sana selamanya. Siapa yang dapat memperbaiki buli – buli rusak itu ? Tidak ada. Kecuali kita mengijinkan TUHAN menciptakan kembali buli – buli kecil ini menjadi bejana yang indah. Kalau kehidupanmu indah dan cantik, kalau hidupmu mulai mahal harganya karena dibutuhkan di mana – mana oleh karena talenta yang TUHAN kasih, serahkan dirimu pada Yesus, agar terus digunakan menjadi lebih berguna. Karena jika tidak, maka tempat kita ada di Lembah Ben – Hinom dalam api yang terus menyala sampai sampah itu habis. Jangan berkeras kepala terhadap panggilan TUHAN untuk bertobat dan melayani sebagai bejana kecil yang cantik dan indah. Karena jika kita keras kepala dan tidak mau mendengar pekabaran – pekabaran itu maka satu saat nanti kita semua akan jadi sampah di Lembah Ben-Hinom. Inilah yang disampaikan kepada tua – tua bangsa dan tua – tua dari kalangan Imam. Sesudah itu………… Jer 19:14 Ketika Yeremia pulang dari Tofet, ke mana TUHAN telah mengutusnya untuk bernubuat, berdirilah ia di pelataran rumah TUHAN dan berkata kepada segenap orang banyak: Jer 19:15 "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan ke atas kota ini dan ke atas segala kota sekitarnya seluruh malapetaka yang telah Kukatakan akan menimpa mereka, sebab mereka berkeras kepala dan tidak mendengarkan perkataan-perkataan
Jeremiah was now commissioned to go forth into the valley of the son of Hinnon, taking with him a potter's vessel. His message there was of judgment. Because the people had forsaken Jehovah, and had set up the most fearful abominations, even to the burning of their own sons in the fire, therefore judgment was determined against them. This declaration of judgment Jeremiah was commanded to emphasize by breaking the vessel in the sight of the people, and declaring that in like manner Jehovah would break the people, and the city. Returning from Topheth, having obeyed this command, he stood in the court of the Lord's house and repeated the declaration of coming judgment.
Ohh.. ternyata penyembahan berhala itu sudah systemic, tidak hanya di kalangan tua – tua saja tapi di seluruh lapisan masyarakat yang katanya adalah pengikut TUHAN yang setia.
Tidak mau berbalik, tidak mau mendengarkan dan tetap bersih keras untuk jalan dalam kepercayaan hidup yang salah, maka hidup kita akan seperti sampah di lembah ben-Hinom sekarang dan nanti.